Setelah melakukan pembantaian tersebut, Harvey menghabiskan beberapa hari di rumah bersama mayat-mayat keluarganya.
Ia sempat mengatur posisi tubuh anak-anak dan istrinya di tempat tidur dan menyelimuti mereka sehingga terlihat seolah sedang berpelukan.
Dia juga sempat membeli bunga, meletakkannya di atas selimut disertai tulisan "Maaf".
Menurut laporan Harvey juga sempat mengambil foto bersama mayat-mayat keluarganya dengan kamera polaroid.
Setidaknya seminggu ia habiskan di rumah tersebut.
Mara Harvey (kiri) dan ketiga anaknya dibunuh oleh Anthony Robert Harvey (kanan)
Harvey juga dilaporkan menjual sejumlah barang dan mengambil uang di rekening istrinya lalu melarikan diri ke Perth.
Di sana Harvey menyunjungi orang tuanya dan ketika melihat ayahnya ia tiba-tiba mengatakan telah melakukan sesuatu yang salah.
Ayahnya memanggil polisi, dan Harvey kemudian mengakui kejahatan dalam wawancara polisi.
Laporan seorang psikiater menyatakan Harvey tidak memiliki penyakit mental atau kondisi psikologis menjelang pembunuhan, meskipun ia telah berbicara tentang kecemasan dan depresi.
Dikatakan Harvey sering mencoba untuk 'melarikan diri ke dunia fantasi pembunuh berantai' dan dia terobsesi.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa Harvey telah melakukan kejahatan untuk mengubah fantasinya menjadi kenyataan, menambahkan fakta bahwa sulit untuk menentukan apakah ia mungkin memiliki autisme atau gangguan kepribadian.