Hingga kini saya bersama istri menetap karena lokasinya damai,” tuturnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (10/7/2019).
Dia melanjutkan, ayah mertuanya meninggal pada 1980-an dikarenakan sakit yang tidak ia ketahui penyebabnya.
“Ayah dan ibu mertua saya meninggal karena sakit tapi saya tidak tahu mereka sakit apa,” paparnya.
Sang istri, Semi (75) menerangkan, ayah ibunya sengaja membawanya ke tengah hutan karena dihantui penyakit aneh.
“Seperti terkena kutukan kata ayah saya karena kakak saya selalu meninggal.
Kakak saya ada 8 dan setiap tahun meninggal satu per satu.
Hanya tersisa dua, termasuk saya,” jelasnya.
Dipaparkan Semi, sang ayah memilih tinggal di tengah hutan untuk menghindari kutukan karena kejadian tersebut.
“Hingga ayah dan ibu saya meninggal , saya dan suami masih menetap.
Kini kami punya dua anak serta tujuh cucu,” ujar Semi.
Adanya keluarga yang tinggal di tengah hutan pinus selama bertahun-tahun itu dibenarkan oleh Jedot.