Berbeda dengan Nurdin Basirun yang saat itu hanya anak laki-laki yang berasal dari kampung.
Baca Juga: Bukannya Tidak Dewasa, 4 Zodiak Ini Hanya Tak Mau Kehilangan Kebahagiaan dari Masa Kanak-kanak
Karena perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya, orang-orang menilai mereka sebagai pasangan yang aneh.
Nurdin Basirun mengaku sempat malu mengakui perasaannya dan tak tahu cara mengungkapkan perasaannya.
Hingga pada akhirnya di tahun 1982 Noor Lizah dan Nurdin Basirun menikah.
Karena dorongan sang istri, Nurdin Basirun melanjutkan studi hingga mendapatkan gelar master dalam bidang komunikasi dan doktor administrasi negara.
3. Ditolak menjadi pemimpin PKK karena status warga negara
Mengingat Noor Lizah merupakan WNA, membuatnya tak bisa menjadi pemimpin Gerakan Kesejahteraan Keluarga Provinsi atau PKK yang biasa diberikan pada ibu gubernur.
Meski begitu, Noor Lizah mengaku tak masalah dengan hal tersebut.
"Saya bangga menjadi orang Singapura. Saya ingin melakukan lebih banyak hal untuk orang-orang di sini (Kepulauan Riau) untuk aktivitas kemanusiaan, tidak masalah dari negara mana Anda berasal atau paspor mana yang Anda pegang," ungkap Noor Lizah.
Baca Juga: Bukannya Tidak Dewasa, 4 Zodiak Ini Hanya Tak Mau Kehilangan Kebahagiaan dari Masa Kanak-kanak