"Saya turun ke bawah lagi, baunya tambah menyengat, akhirnya saya turun lagi. Akhirnya saya mulai melihat ke bawah, saya melihat kaki. Saya turun lagi, saya langsung memastikan bahwa itu survivor," lanjutnya.
Eko lantas menginstruksikan meniup peluit tiga kali kepada rekan-rekannya sebagai pertanda menemukan sesuatu.
Eko pun langsung diminta oleh seniornya untuk mengumandangkan adzan.
"Mas Wang senior saya, langsung menyuruh saya adzan, di situ saya langsung adzan setelahnya saya turun dan duduk disebelah survivor selama kurang lebih satu jam setengah," ujar Eko.
Setelah bersama rekannya memastikan bahwa itu adalah jenazah Thoriq, Eko dan tim lantas kembali ke atas karena hari semakin sore.
Pertimbangan kondisi fisik tim pencari yang kelelahan ditambah medan yang berat membuat jenazah Thoriq akhirnya dievakuasi keesokan harinya, Sabtu (6/7/2019).
Eko mengungkapkan kendala terbesar pada operasi pencarian Thoriq ini adalah medan yang berat serta keterbatasan peralatan.
Sementara itu, di akhir ceritanya ia memberikan beberapa pesan kepada masyarakat apabila ingin melakukan pendakian gunung.
"Pertama yang harus dipahami adalah pengetahuan. Pengetahuan tentang pendakian, tentang manajemen perjalanan.
Kedua tentang peralatan. Kelengkapan peralatan yang digunakan untuk pendakian. Dua hal itu adalah kunci dalam pendakian. Tanpa dua hal itu pasti akan mengalami banyak kesulitan dalam pendakian," tandas Eko.