Suar.ID -Penipuyang ingin mencari uanginstankini telah menemukan 1001 cara untuk bisa menipu orang lain.
MenurutFacebook Fatimah Farhana Ali via worldofbuzz.com (6/1/2019), dia menulis tentang pengalamannya yang secara tidak sadar membayar 168 ringgit (Rp 574 ribu) untuk sesuatu yang tidakdia pesan dari situs belanja online.
Membagikan ceritanya, Fatimah menulis, "Kisah ini terjadi pada suamiku tiga hari yang lalu."
"Dia menerima telepon dari perwakilan jasa pengiriman yang mengatakan bahwa adapaket yang akan dikirimkan ke rumah."
Baca Juga: Beginilah 'Curhatan' dari Pedagang Kaki Lima yang Kini Bisa Menerima Pembayaran Via Aplikasi Online
"Si pengirim mengatakan, 'Aku ada di depan rumahmu, dan aku perlu bayaran untuk pengiriman ini'."
Karena tidak memeriksa ulang paketnya denganjasa kurir, suaminya tanpa sadar melakukan pembayaran dan berpikir bahwa mungkin paket itu adalah sesuatu yang dipesannya, tetapidia melupakannya.
"Suamiku 'dipaksa' untuk menerima paket dan membayar 168 ringgit."
Apa yang terjadi setelah itu benar-benar mengejutkan, karena harga barang yanga da di dalam paket tidak lebih dari 5 ringgit (Rp 17 ribu) dan biasa di jual di pasar malam. Lebih buruk lagi, barang yang adalah konsol mainan itu rusak.
Netizen mengomentari postingan itu, juga berbicara tentang pengalaman mereka sendiri yang hampir kena tipu.
Maya Aleeshca Cha menulis, "Kejadian yang sama terjadi pada saya. Penipu itu menggunakan nama dan alamat dari profil Facebook saya."
"Ketika dia tiba di rumah saya, dia mengaku sebagai pengantarpaket meminta pembayaran."
"Saya tidak menerima paketnya karena saya tidak memesannya sejak awal. Ayah saya hampir membayar orang itu 150 ringgit (Rp 512 ribu)."
Asmida Rustan mengenang pengalamannya sendiri tentang masalah ini, "Itu adalah panggilan akrab bagi saya. Saya menjelaskan bahwa saya telah membatalkan pesanan sebelumnya oleh petugas pengiriman yang bersikeras mengirimkan paket."
"Sayatetap pada pendirian saya dan menjelaskan bahwa saya tidak akan membayar karena petugas pengiriman tidak dapat mengidentifikasi pengirimnya."
Kami mendesak masyarakat untuk ekstra waspada dan mencatat pembelian yang mungkin telah dilakukan secara online untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak terjadi pada Anda. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)