Cohn mengatakan, tabel peringkat 40 negara tersebut dapat mencerminkan temuan bahwa kejujuran yang tinggi berkorelasi dengan hal-hal seperti tingkat pendidikan dan kekayaan suatu negara.
Cara Baru Menilai Kejujuran Manusia
Cohn dan rekan ekonom dari University of Amsterdam, Shaul Shalvi, menawarkan "cara baru untuk menilai kejujuran manusia".
"Dengan memiliki daftar kartu nama yang ditulis dalam bahasa lokal, penemu dompet dapat mengidentifikasi pemilik dompet sebagai orang lokal," tulis Cohn dan Shalvi dalam artikel penelitian mereka.
Shalvi mengatakan, orang lebih cenderung bertindak ramah terhadap anggota kelompok mereka sendiri daripada anggota kelompok lain.
Baca Juga: Anti-China, Mantan Menteri Luar Negeri Filipina Tak Diizinkan Menginjakkan Kaki di Hong Kong
Hasil penelitian mereka mengungkap bahwa orang cenderung kurang jujur terhadap warga nonlokal, termasuk turis atau imigran.
Namun, beberapa peneliti seperti Simon Moss, dosen senior psikologi di Charles Darwin University, mengatakan hal lain.
Dia mengatakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejujuran masyarakat.
"Orang-orang lebih cenderung mengembalikan apa pun, termasuk dompet, ketika objek itu berisi hal-hal seperti foto," kata Moss.
Menilik hasil penelitian tentang kejujuran dalam mengembalikan domept 'hilang', sejumlah besar orang gagal menyerahkan dompet.
Misalnya, 31 persen orang di Australia tidak mengembalikan dompet berisi uang.