Selama sekitar 10 tahun, Andrey Dolgov beroperasi secara ilegal dan diperkirakan sudah mencuri ikan bernilai setidaknya 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 702 miliar.
Dengan uang sebesar itu yang dapat dihasilkan, amat wajar mengapa penangkapan ikan ilegal sangat menggiurkan bagi organisasi kriminal.
"Kapal-kapal semacam ini beroperasi di perairan internasional di luar wilayah hukum banyak negara," kata Alistair McDonnel, anggota tim anti-illegal fising di Interpol.
"Celah inilah yang dieksploitasi berbagai organisasi kriminal," ujarnya.
Namun, efek eksploitasi ini jauh lebih dalam dibandingkan sekadar para kriminal mencoba menghasilkan uang. O
perasi semacam ini kerap kali melibatkan para pejabat publik yang korup, pencucian uang, dan perbudakan.
Banyak kru kapal ikan semacam ini menjalani kerja paksa, dipenjarakan di dalam kapal, ribuan kilometer dari kampung halaman mereka.
Selain itu, belum lagi dampak lingkungannya.
"Penangkapan ilegal ikan adalah salah satu ancaman bagi perikanan berkelanjutan," papar Matthew Camilleri, kepala bagian perikanan di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
"Peralatan penangkap ikan yang mereka gunakan amat merusak ekosistem yang rapuh seperti terumbu karang.
Inilah mengapa komunitas internasional berusaha keras memerangi masalah ini," kata Camilleri.