Follow Us

Masa Kecil Kaisar Akihito, Meski Orang-orang Menggapnya 'Dewa' tapi di Kelas Dia Rakyat Biasa

Aditya Eriza Fahmi - Rabu, 01 Mei 2019 | 18:01
Kaisar Akihito
Global Risk Insights

Kaisar Akihito

SUAR.ID - Jepang menjadi negara monarki tertua di dunia.

Pada Selasa (30/4) lalu, sang kaisar mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada anak tertuanya.

Kaisar Jepang ini bernama Akihito, seorang sosok yang lembut dan memperjuangkan perdamaian di saat negaranya hancur karena perang.

Baca Juga : Netizen Vietnam Tentang Aksi Senggol Kapal Indonesia: Orang Indonesia Mainkan Trik Kotor Menyelinap ke Perairan Vietnam

Meski begitu ketika bersekolah dulu gurunya tetap memanggilnya Jimmy.

Dilansir Nytimes.com pada Senin (29/4) pangeran Akihito yang pada waktu itu berumur 12 tahun masuk ke sekeloh di pinggiran Tokyo.

Waktu itu, ada seorang guru baru yang berasal dari Amerika yang memaksa pangeran menggunakan nama yang sederhana.

Meski ayah Hirohito terkenal dengan sebutan dewa perang, namun sang guru menganggap pangeran tidak akan menjadi seperti itu.

Sang guru ini bernama Elizabeth Gray Vinning.

Dia adalah seorang pustakawan berumur 44 tahun dan penulis buku anak.

Baca Juga : Viral Curhatan Dosen Pembimbing UNPAD: Saya Bisa Gila Lama-lama Jadi Dosen

Dia mengatakan kepada pangeran kalau nama Pangeran Akihito bernama Jimmy, namun pangeran tidak mau.

"Di dalam kelas ini namamu Jimmy," kata gurunya.

"Tidak, aku seorang pangeran," jawab pangeran Akihito.

Kemudian nona Vining mencontohkan nama-nama temannya seperti Adam dan Billy.

"Ya namamu pangeran Akihito, tapi di dalam kelas ini kamu bernama Jimmy," ucap nona Vining.

Setelah mengucapkan hal itu nona Vining menunggu reaksi pangeran Akihito.

Baca Juga : Setahun Diam, Fotografer Mario Ardi Akhirnya Buka Suara Soal Palsunya Kehamilan Lucinta Luna

Bahkan seluruh kelas sempat merasa gugup saat itu.

Namun akhirnya Pangeran Akihito tersenyum dan tawa pun pecah di seluruh kelas.

Setahun setelah kejadian Hoiroshima dan Nagasaki, ada sekitar 10 juta orang terbunuh karena Perang Dunia II.

Dari sekian banyak itu, sekitar 3 juta adalah orang Jepang.

Pada waktu itu Tokyo hancur dan sebagian penduduknya tinggal di gubuk.

Pada Waktu itu Jendral Douglas MacArthur ditugaskan untuk memimpin pendudukan Amerika.

Baca Juga : Kisah Bocah 6 Tahun Dihajar Babak Belur Gegara Tak Bisa Kerjakan Matematika

Akankah monarki tertua di dunia ini akan bertahan?

Pangeran Akihito adalah seorang anak yang kesepian.

Ia dibesarkan oleh pelayan dan pengasuhnya sejak berumur 3 tahun.

Pangeran Akihito menghabiskan tahun berakhirnya peperangan di luar kota menghindari bom sekutu.

Tak lama setelah Nazi menyerah serangan bom napalm menghancurkan komplek kekaisaran.

Beberapa bulan kemudian pada musim panas, para pelayan mengantarkan pangeran ke ruangan sebuah hotel tempat mereka bersembunyi.

Baca Juga : Syahrini-Reino Barack Akan Gelar Resepsi Mewah, Undangan Dilarang Pakai Warna Putih, Kenapa?

Pada saat itu ayahnya, Kaisar Hirohita, sedang berbicara melalui radio mengumumkan kekalahannya.

"Situasi peperangan ini belum tentu menguntungkan Jepang," kata kaisar Hirohito.

Ini adalah pertama kalinya orang-orang Jepang mendengarkan suara kaisar Hirohito.

Setelah siaran itu pangeran Akihito mengusap air matanya.

"Saya harus lebih bekerja keras sekarang," kata pangeran dalam buku diarinya.

Karena desakan Amerika dan sekutu kaisar Hirohito didakwa sebagai kriminal perang.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Rabu 1 Mei 2019, Sagitarius Dapat Kunjungan dari Seseorang!

Akhirnya pangeran Akihito pun harus menggantikan ayahnya sebagai kaisar di bawah pengawasan seorang bupati.

Karena pangeran tidak dapat disalahkan atas urusan perang hal ini kan membatasi pengaruh Amerika nantinya.

MacArthur pun memiliki ide lain.

Jendral ini ingin menikmati kekuasaan tak terbatas di Jepang dan ingin memaafkan Kaisar Hirohito.

Lebih dari itu, dia ingin memanfaatkannya.

MacArthur melihat kaisar sebagai kunci untuk mendemilitari Jepang dan mengubahnya menjadi replubik.

Dan untuk keluarga kerajaan akan lolos dari tuntutan, namun yang lainnya akan jatuh.

Baca Juga : Unggah Foto Jejak Kaki Yeti Manusia Salju Menakutkan, AD India Justru Diolok-olok

Termasuk seorang jendral Jepang yang digantung karena pembantaian Nanjing.

Sebenarnya pembantaian ini dilakukan oleh paman dari kaisar Hirohito

Monarki kerajaan ini tentu saja berubah.

Karena ada sebuah konstitusi baru yang menelanajngi kekuasaan Kaisar dan hanya membuatnya menjadi sebuah boneka.

Kaisar Akihito pun dipersiapkan sebagai penyalur nilai-nilai yang dimaksutkan Amerika untuk membentuk Jepang.

Pada awalnya orang Jepang berencana meyewa orang Inggris untuk mengajari pangeran.

Namun MacArtur malah memasukkan orang Amerika.

Nona Vining dipilih karena ia adalah orang Quaker.

Orang-orang Quaker ini berada di sekeliling keluarga kerajaan.

Nona Vining ini mengatur tugasnya dengan keras kepala.

Terkadang harus berdebat dengan pelayan yang mengelilingi Akihito.

Baca Juga : Pengantin Baru Muzdalifah dan Fadel Islami Unggah Foto Keluarga, Netizen: Anaknya Nassar Kok Sedih

Source : nytimes.com

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest