"Menulis surat kepada anak-anak saya, itulah yang paling saya impikan," kata Hwang.
Bantuan datang tak terduga tahun ini dari sekolah setempat yang kehabisan anak usia sekolah dan putus asa untuk mengisi ruang kelasnya dengan siswa.
Angka kelahiran Korea Selatan merosot dalam beberapa dekade terakhir.
Daerah yang paling terkena dampak ini adalah daerah pedesaan, di mana bayi menjadi pemandangan yang semakin langka ketika pasangan muda bermigrasi secara massal ke kota-kota besar untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik.
Seperti sekolah pedesaan lainnya, Daegu Elementary, di distrik Hwang, telah melihat murid-muridnya berkurang.
Ketika putra bungsu Hwang, Chae Kyong-deok (42), hadir di tahun 1980-an, ia memiliki 90 siswa di setiap kelas.
Sekarang, sekolah hanya memiliki 22 siswa secara total, termasuk satu siswa masing-masing di kelas empat dan lima.
Tahun ini, musibah terburuk terjadi di seluruh distrik.
Baca Juga : Semakin Terungkap, Pelaku Bom Bunuh Diri Sri Lanka Ternyata Pernah Sekolah di Inggris
"Kami berkeliling desa mencari satu anak saja yang berharga untuk mendaftar sebagai siswa kelas satu," kata kepala sekolah, Lee Ju-young.
"Namun tidak ada."