Karena keadaanyang memburuk ini, Firdaus telah berhenti sekolahsejak Oktober tahun lalu (2018).
Firdaus yang berusaha pergi ke kota asal dengan ibunya jugakerap kali dipaksa untuk kembali ke rumah kontrakan kotornya.
Lebih buruk lagi, listrik dan pasokan air telah terputus selama lebih dari dua tahun di kediamannya.
Firdaus dan ibunya hanya bisa memakai lilin untuk menerangi malamnya.
Firdaus menambahkan bahwa begitu dia berhenti sekolah, dia berhasil mendapatkan upah sedikit yaitu 3 ringgit (Rp 10 ribu) hingga 5 ringgit (Rp 17 ribu) dengan menyapu daun dan membantu membakar sampah di rumah orang lain, sementara ibunya akan mengambil pekerjaan kebersihan.
Untungnya bagi mereka, ada beberapa penduduk desa lain yang memberikan bantuan, beberapa di antaranya bahkan memberikan sedikit uang tunai kepada mereka untuk membeli makanan.
Firdaus juga memiliki seorang paman yang sering membawakannya makanan, dia bersikeras dia tidak ingin menyusahkan siapa pun, karena dia tahu orang lain seperti pamannya juga berjuang secara finansial.
Baca Juga : Miris, Seorang Pria Tua Terpaksa Tinggal di 'Kotak Kayu' Karena Ditolak Keluarganya dengan Alasan Bau
"Saya akan berbohong jika berkata saya tidak sedih, dan saya tidak takut duduk sendiri di rumah, tetapi apa yang bisa kulakukan, saya hanya bisa menerima takdirku," ucapnya sedih.
Segalanya mulai berubah menjadi lebih baik begitu kasusnya menjadi viral di media sosial.
Kasusnya dikabarkan olehpamannya yang membantu, yang meminta bantuannya untuk menolonganak itu sementara waktu setelah ada pencuri masuk ke rumah Firdaus.