Kami sangat sedih dan kecewa dengan informasi ini, dan kami mengadakan cek langsung kepada yang bersangkutan.
Hasilnya, keponakan kami mengatakan, tidak ada niat untuk jadi provokator dan di saat kejadian tindak pidana kekerasan tersebut keponakan saya tidak berada di tempat kejadian perkara.
Hingga saat ini akibat hal tersebut, keponakan kami stress, dibully, dihakimi sebagai pelaku secara brutal dan luar biasa yang mengakibatkan sakit fisik, psikis sampai hari ini.
Biarlah penegak hukun memutuskan siapa yang salah, siapa yang benar sesuai dengan kapasitasnya.
Kami harap warganet menahan diri dari membully yang berlebihan mengingat korban atau para terduga pelaku masih di bawah umur.
Kami percaya, biarkan para penegak hukum KPPAD Kalbar dan lembaga yang terlibat lainnya bekerja menemukan kebenaran dan keadilan untuk semua.
Kami memahami pernyataan sikap ini pasti tidak sesuai harapan sebagian besar warganet dan kontraproduktif…
Dengan segala kerendahan hati, kami memberanikan diri kami, dengan sekuat tenaga untuk keadilan bagi semua pihak.
Sekali lagi kami tegaskan akan kami kejar pembuat berita bohong dan pengadu domba itu sampai kemanapun, mereka mengadu domba, membuat kabur fakta, fitnah sana sini demi kepentingan tertentu dan tidak akan kami biarkan sampai kapanpun.”
Begitulah klarifikasi politikus Partai Demokra itu.