“Kalau suatu saat sudah saling bosan satu sama lain, pasanganku boleh keluar dari rumah cari perempuan lain, aku pun begitu.
“Tapi kita besarin anak sama-sama. Co-parenting.
“Karena males cerai, lebih baik begitu aja. Open marriage, because I easily get bored ehehehehe," sambungnya.
Apa yang dialami Samafina seolah menunjukkan bahwa dirinya sangat menyesali adanya perceraian.
Meski begitu, Salmafina juga harus benar-benar mempertimbangkan jika ingin donor sperma.
Hingga saat ini, donor sperma belum menjadi sesuatu yang lazim dilakukan di Indonesia.
Selain norma agama dan kultur masyarakat, donor sperma dianggap menimbulkan beberapa risiko yang tak diinginkan.
Benar, ada risiko bagi penerima donor sperma.
Pakar bayi tabung dr. Budi Wiweko, SpOG, atau yang akrab disapa Iko, kepada Kompas.com beberapa tahun yang lalu, mengungkapkan semuanya.
Secara ilmu pengetahuan, katanya, donor sperma bisa menimbulkan berbagai risiko yang tidak diinginkan.
“Donor sperma menyebabkan riwayat genetik enggak jelas. Bisa muncul masalah sosial dalam kehidupan nantinya, termasuk medikolegal,” ujar Iko.