Pada hari keberangkatannya, Setti datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Cianciulli.
Cianciulli memberikan minuman anggur yang membuat Setti pingsan. Tak lama, ia langsung membunuhnya dengan kapak, menarik tubuhnya ke dalam lemari, dan memotongnya menjadi sembilan bagian.
Cianciulli juga mengumpulkan darahnya ke sebuah baskom.
Setelah ditangkap, Cianciulli mengatakan kepada pihak berwenang mengenai sisa-sisa tubuh Setti.
Dia mengatakan bahwa dia memasukan potongan tubuh ke dalam panci, menambahkan tujuh kilo kaustik, dan mengaduknya sampai campuran tersebut berubah menjadi bubur yang kental dan gelap.
Kemudian, ia menuangkan ke beberapa ember dan membuangnya ke tangki septik terdekat.
Darah yang berada di baskom dibiarkannya hingga mengental sebelum di campurkan dengan tepung, gula, coklat, susu, telur, dan margarin untuk membuat kue. Hasil kuenya ia berikan kepada orang-orang dan sisanya dimakan oleh Giuseppe dan dirinya sendiri.
Menurut beberapa sumber, Cianciulli menerima uang dari Setti sebagai hasil bayaran untuk layanannya sekitar 30 ribu lira.
Korban kedua adalah Francesca Soavi, wanita paruh baya yang dijanjikan untuk mendapatkan prospek yang lebih baik daripada saat itu.
Cianciulli memberitahunya bahwa dia telah menemukan pekerjaan di salah satu sekolah khusus anak perempuan di Piacenza (saat ini Italia utara). Cianciulli juga meminta Soavi untuk menulis surat kepada temannya dan mengatakan untuk tidak memberitahukan kepergiannya kepada siapapun.
Soavi kemudian datang menemui Cianciulli untuk terakhir kalinya sebelum keberangkatannya.
Sama seperti Setti, Cianciulli memberinya minuman anggur yang membuat Soavi pingsan. Setelah itu, ia dibunuh dengan kapak. Pembunuhan tersebut dikatakan terjadi pada 5 September 1940.