Pasalnya, tidak ada kerabat maupun saudara yang tinggal di sana.
Dari penjelasan pihak keluarga, korban meninggalkan rumah selepas Magrib.
Tujuan korban adalah pergi ke warung kopi miliknya di kawasan GOR Jayabaya atau Gedung Nasional Indonesia (GNI).
"Korban keluar naik sepeda motor, sampai sekarang sepeda motornya masih belum ditemukan," jelas Nasuka.
Jenazah Budi Hartanto sendiri telah tiba di rumah duka di Kelurahan Tamanan, Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, Kamis (4/4/2019) dini hari.
Hingga kini, kasus ini masih dalam penyelidikan kepolisian.
Keluarga juga mengungkapkan beberapa hal janggal menjelang kematiannya.
Paman korban, Nasuha, kepada Surya mengatakan, selain jadi guru honorer di SDN Banjarmlati, korban juga mempunyai sewa rental mobil.
"Usahanya banyak karena anaknya kreatif," ujar Nasuha.
Dia mengatakan Budi pergi membawa uang yang cukup banyak, laptop, dan dua ponsel.
Korban pamitan ke sang ibu, Habibah, selepas Maghrib untuk pergi ke warungnya di kawasan Gedung Olahraga (GOR) Jayabaya.
Dia mengatakan sedang mempersiapkan acara di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri.