Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Gletser Mencair, Mayat Para Pendaki Gunung Everest Menyembul ke Permukaan

Masrurroh Ummu Kulsum - Sabtu, 23 Maret 2019 | 08:24
Mayat para pendaki dilaporkan muncul di Camp 4.
Doma Sherpa/BBC

Mayat para pendaki dilaporkan muncul di Camp 4.

Suar.ID – Setidaknya hampir 300 pendaki gunung yang tewas di jalur pendakian Gunung Everest semenjak upaya pendakian pertama gunung tertinggi di dunia itu.

Diperkirakan, masih ada dua per tiga mayat para pendaki yang masih terkubur di salju dan es.

Mengutip BBC (21/3/2019), mencairnya gletser kini membuat mayat para pendaki yang telah terkubur salju selama bertahun-tahun terekspos ke permukaan.

"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser meleleh dengan cepat dan mayat-mayat yang tetap terkubur selama bertahun-tahun kini menjadi terlihat," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal kepada BBC.

"Kami telah menurunkan beberapa mayat pendaki beberapa tahun terakhir, tetapi mayat yang telah lama terkubur sekarang terlihat," tambahnya.

Baca Juga : Dahlan Iskan tentang Veronica Tan: ‘Dia Wanita Agung, Tak Bereaksi Apa pun Demi Nama Baik BTP’

Baca Juga : Dilarang Masuk Wilayah Terlarang Gunung Bromo, Turis Asing Ini Malah Lawan Petugas hingga Membantingnya

Salah seorang petugas pengubung pemerintah di Everst menbambahkan, ia juga telah menurunkan sekitar 10 mayat dalam beberapa tahun ini di berbagai lokasi di jalur pendakian Everst.

Namun sekarang semakin banyak dari mayat-mayat lain yang muncul ke permukaan.

Pejabat Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal (EOAN) mengatakan mereka telah menurunkan semua tali dari kamp yang lebih tinggi di pegunungan Everest dan Lhotse pada musim pendakian ini, tetapi berurusan dengan mayat tidak mudah.

Mereka juga harus berurusan dengan hukum di Nepal yang mengharuskan keterlibatan lembaga pemerintah ketika berhadapan dengan mayat-mayat dan mengatakan itu adalah tantangan.

Belum lagi menurunkan mayat dari camp-camp yang lebih tinggi membutuhkan biaya mahal dan sulit.

Para ahli mengatakan biayanya $ 40.000 hingga $ 80.000 untuk menurunkan mayat.

"Salah satu proses evakuasi yang paling menantang adalah dari ketinggian 8.700m, di dekat puncak," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden NMA.

"Tubuh itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus dievakuasi dari tempat yang sulit di ketinggian itu."

Para ahli mengatakan setiap keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan mayat di gunung juga merupakan masalah yang sangat pribadi.

Baca Juga : Warga Pulau Pramuka Ini Keluhkan OK OCE, Memangnya Kenapa Sih?

Baca Juga : Biaya Sekolah Rp 500 Juta Setahun, Nia Ramadhani Marah Tahu Cita-cita Mikhayla

"Kebanyakan pendaki suka dibiarkan di gunung jika mereka mati," kata Alan Arnette, seorang pendaki gunung terkemuka yang juga menulis tentang pendakian gunung.

"Jadi akan dianggap tidak sopan hanya memindahkan mereka kecuali mereka perlu dipindahkan dari jalur pendakian atau keluarga mereka menginginkannya."

Gletser yang menipis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gletser di wilayah Everest, seperti di sebagian besar Himalaya, mencair dan menipis dengan cepat beberapa tahun terakhir.

Sebuah studi pada tahun 2015 menunjukkan kolam di Gletser Khumbu - yang harus diseberangi pendaki untuk mencapai puncak - sedang meluas karena percepatan pencairan.

Tentara Nepal mengeringkan Danau Imja di dekat Gunung Everest pada tahun 2016 lalu setelah pencairan gletser yang cepat telah mencapai tingkat yang berbahaya.

Tim peneliti lain, termasuk anggota dari universitas Leeds dan Aberystwyth di Inggris, tahun lalu mengebor Gletser Khumbu dan menemukan es lebih hangat dari yang diperkirakan.

Baca Juga : Dahlan Iskan tentang Veronica Tan: ‘Dia Wanita Agung, Tak Bereaksi Apa pun Demi Nama Baik BTP’

Baca Juga : 2 TKI di Singapura Bekerja Sama Mencuri Uang Majikannya Sebesar Rp84 Juta Sebelum Pulang ke Indonesia

Source :BBC

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x