Museum Kolektor D'Bone mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ini adalah jumlah plastik (terbanyak) yang pernah dilihat timnya di perut ikan paus, dan menggambarkan penemuan itu sebagai sesuatu hal yang "mengerikan".
Museum meminta pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang terus memperlakukan saluran air dan laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Peter Kemple Hardy, seorang juru kampanye World Animal Protection - sebuah badan amal kesejahteraan hewan - menggambarkan peristiwa itu sebagai "pengingat tragis" tentang perlunya "bekerja sama menuju solusi global" untuk mencegah polusi plastik tertinggal di lautan kita.
"Ratusan ribu ikan paus, lumba-lumba, anjing laut dan kura-kura dibunuh oleh polusi plastik setiap tahun, termasuk plastik sekali pakai dan peralatan plastik yang ditinggalkan dari industri perikanan," katanya kepada CNN.
Baca Juga : Aksi Emak-emak Bawa Banyak Plastik saat Hadiri Pernikahan Bikin Heboh Netizen, Ada yang Pernah Begini?
Mark Simmonds, ilmuwan senior kelautan di Humane Society International, mengatakan kepada CNN bahwa insiden terbaru itu sekali lagi menyoroti "krisis global yang kejam yang dibawa puing-puing laut kepada satwa liar".
Dia memperingatkan bahwa krisis sering kali "tidak terlihat dan tidak dipikirkan", kecuali ketika hewan seperti ini ditemukan dan diperiksa.
"Upaya harus ditingkatkan di seluruh dunia untuk mengurangi polusi plastik di lautan kita atau tragedi semacam ini mungkin menjadi jauh lebihbanyak di masa depan," pungkasnya. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)