“Karena tatapannya sering kosong, Rina sempat beberapa kali ditegur penguji, tapi saat ditanya dia mampu menjawab. Setelah dia ikut sidang, pukul 16.00 WIB, saya keluar. Saya lihat dia masih di depan ruangan menunggu kawannya yang lain selesai sidang," katanya Sri.
Meski begitu, menurut Sri Suyanta, Rina mampu mempresentasi laporan skripsi dan menjawab pertanyaan penguji dengan baik tanpa ada kendala.
Baca Juga : 10 Foto yang Menunjukkan Keberuntungan dalam Keadaan yang Membahayakan
Baca Juga : Begini Tanggapan Sandiaga Uno ketika Tahu Ada Keluarganya yang Malah Dukung Jokowi
Namun sayang, usai menjalai sidang skripsi, kondisi kesehatan Rina menurun drastis.
Pihak Rumah Sakit Meraxa di Banda Aceh menyatakan Rina Muharam meninggal dunia pada 5 Februari 2019.
Alhasil, sang ayah lah yang menggantikan Rina untuk menerima ijazah hasil belajarnya selama empat tahun di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Kesedihan tentu dirasakan oleh Bukhori dan Nurbayaini.
“Saat Rina meninggal saya hanya sedih saja, tapi kemarin saya tidak sanggup menahan air mata karena melihat suasana mahasiswa lain yang didampingi orang tua mereka," ujarnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Cot Rumpun, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (28/2/2019).
Meski begitu, Bukhori menggap prosesi wisuda putrinya yang ia gantikan adalah kebanggaan untuk Rina.
"Mungkin inilah kebanggaan yang terakhir dapat saya persembahkan untuk almarhumah untuk ikut menggantikan saat wisuda dan ijazahnya akan menjadi kenang-kenangan bagi kami keluarga untuk selamanya," tambahnya.