Follow Us

S. Tidjab, Maestro Sandiwara Radio dan Pencipta Serial 'Tutur Tinular' Meninggal Dunia

Moh. Habib Asyhad - Sabtu, 02 Maret 2019 | 13:39
S. Tidjab saat  terbaring sakit November tahun lalu.
Facebook/Asmara Di Tengah Bencana

S. Tidjab saat terbaring sakit November tahun lalu.

Suar.ID - Kabar duka datang dari dunia sandiwara radio.

Stanislaus Tidjab alias S. Tidjab, maestro sandiwara radio sekaligus pencipta serial Tutur Tinular, dikabarkan meninggal dunia di RS Sentra Medika, pada Jumat (1/3) kemarin.

Menurut keterangan dari akun Facebook Asmara Di Tengah Bencana, Pak Tidjab meninggap pada pukul 14.40 WIB.

Bagi para penggemar sandiwara radio, khususnya serial Tutur Tinular, Mahkota Mayangkara, dan Kaca Bengala, tentu ini adalah sebuah kehilangan yang cukup besar.

Berita duka ini sepertinya memang diunggah pertama oleh akun tersebut.

Baca Juga : Viral Pernikahan Syahrini-Barack, Ini Alasan Tuhan Beri Cobaan ke Luna Maya Menurut Melaney Ricardo

Dalam keterangannya, Asmara Di Tengah Bencana menulis keterangan berikut:

“RIP. Dunia sandiwara radio kembali kehilangan seorang maestro.

“Bpk S. Tidjab, pengarang sandiwara radio fenomenal TUTUR TINULAR, MAHKOTA MAYANGKARA, KACA BENGGALA, PELANGI DIATAS GLAGAH WANGI, KASIH SEPANJANG JALAN, ASMARA DI TENGAH BENCANA dan banyak lagi telah menghadap Sang Khaliq pada hari Jum'at, 01 Maret jam 14.40 WIB.

“Semoga beliau tenang dan mendapatkan tempat yang sangat layak disisiNYA.

“Karyamu akan terus kami kenang dan memeberikan semangat sampai kapanpun serta menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya.”

Baca Juga : Lurah Grogol Utara Beberkan Fakta Berkas Pernikahan Syahrini-Barack yang Dikabarkan Belum Lengkap

Untuk informasi, S. Tidjab adalah seorang seniman sandiwara radio yang lahir di Solo pada 1946.

Dia sudah mulai menyukai kesenian sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pak Tidjab memulai karier seninya saat menjadi karyawan di Sanggar Prathivi pada 1980, sebagai penulis dan sutradara.

Dia dikenal sebagai penulis skenario sandiwara radio yang memukau.

Dialog-dialog yang dia tulis disebut benar-benar hidup sehingga bisa membawa pendengarnya masuk ke setting zaman sandiwara radio itu.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest