Ketika Hilliard akhirnya berhasil sampai ke rumah sakit, denyut nadinya 12 denyut per menit dan suhu tubuhnya 31 derajat Celcius.
Staf medis mencairkan Hilliard dengan selimut pemanas listrik, dan selama beberapa jam berikutnya Hilliard pun pulih sepenuhnya.
#Kisah Kedua
Justin Smith, 25, dari Pennsylvania, pernah bercengkerama dengan teman-temannya pada suatu malam di tahun 2016, ketika dia secara teknik kehilangan nyawanya.
Kelompok itu minum-minum dan kemudian kehilangan jejak satu sama lain.
Smith ditemukan tak sadarkan diri di pinggir jalan keesokan paginya tertutup salju dan tubuhnya biru, ia berada di suhu di bawah nol selama lebih dari 12 jam.
Mengetahui putranya itu tidak memiliki denyut nadi atau tekanan darah, ayah Smith merasa tidak memiliki harapan atas hidup anaknya lagi.
Gerald Coleman, DO, sedang bekerja di UGD Rumah Sakit Lembah Lehigh ketika Smith masuk, dan ia tidak siap untuk menyerah.
Baca Juga : Singapura, Negara Kaya Raya tapi Air Saja Harus Impor dari Malaysia Sampai Tahun 2061
“Pemikiran klinis saya sederhana: Anda harus hangat untuk mati,” katanya. Dr. Coleman mengaitkan Smith dengan mesin oksigenasi membran ekstra-korporeal (ECMO), alat ini memompa dan mengoksigenasi darah pasien, melakukan pekerjaan jantung dan paru-paru.
Suhu inti Smith mulai menghangat, meskipun ia harus kehilangan jari-jari kaki dan dua jari tangannya.
Selama beberapa minggu berikutnya, Smith pun pulih total. “Ketika Anda memiliki suhu yang sangat rendah, sangat penting menjaga otak dan fungsi organ lainnya.” Kata James Wu, MD.