Sebelumnya, para pelacur di Malaysia yang mengggunakan platform online untuk mencari pelanggan bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp20 juta per bulan.
Menurut Rohaimi, tipe penjaja seks seperti ini ia sebut sebagai “prostitusi ponsel”.
Hal ini lantaran tipe penjaja seks seperti itu tidak mengenal tempat yang ajeg.
Dia mengatakan, para pekerja seks rata-rata perempuan usia 20-an tahun sampai 30-an tahun.
Bahkan ada yang punya pekerjaan profesional, ada juga yang mahasiswa.
Menurutnya, sebagian besar para PSK itu menjual diri untuk memenuhi gaya hidup.
Meski begitu, tidak sembarang pelanggan bisa menyewa mereka karena muncikari akan melakukan seleksi terlebih dahulu.
“Seleksi itu penting untuk memastikan identitas si PSK tidak bocor, karena sebagian besar menjadi PSK paruh waktu,” ujar Rohaimi.
Dia menambahkan, para pelacur ponsel juga tidak memakai hotel murah untuk bertemu pelanggannya.
Hal ini, baginya, menyulitkan petugas untuk melacak kegiatan mereka.
Baca Juga : 8 Tahun Belum Punya Anak, Fanny Bauty Menangis dan Memohon Agar Irwansyah Tak Meninggalkan Istrinya