"Sebelum punya handphone, saya sengaja jalan kaki ke rumah gurunya untuk memastikan keberadaan anak-anak yang katanya waktu itu sedang kerja kelompok," tutur Aminah.
Lain lagi dengan Benny. Saat-saat dalam perjalanan di truk mengantar muatan pasir yang bisa berhari-hari, ia rajin menelepon keluarga, terutama anak-anak, untuk memastikan apa yang dilakukan mereka.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena khawatir dengan pergaulan anak-anak muda di Madura yang sudah banyak terlibat kasus narkoba, tawuran, dan perilaku negatif lain.
Disiplin dalam belajar
Benny dan Aminah juga menegakkan kedisplinan ketat, baik dalam hal belajar maupun pergaulan.
Anak-anaknya diingatkan tidak sembarangan memilih teman serta selalu disiplin dalam mengelola waktu di antara waktu belajar, istirahat, dan bermain.
Setiap malam bila di rumah, Benny selalu mengumpulkan anak-anaknya untuk memberi nasihat.
"Saya selalu mengingatkan anak-anak, kalau mau membahagiakan orangtua, harus benar- benar sekolah, sungguh-sungguh belajar."
Baca Juga : Vernita Syabilla Tak Terima Disebut Pelakor: Entar Kena UU ITE dan Pencemaran Nama Baik Lho...
"Saya memang terapkan kedisiplinan dan membatasi pergaulan walaupun juga memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menentukan langkah hidupnya," katanya.
Ditambahkan Aminah, untuk menegakkan kedisiplinan, ia menjadwal ketat anak-anaknya. Setiap hari, ketiga anaknya nyaris tidak punya waktu untuk bermain.
Sepulang sekolah sekitar pukul 12.00, istirahat. Lantas dari pukul 14.00 sampai 16.00 masuk sekolah madrasah yang kemudian lanjut ikut pengajian sampai magrib.