Kehidupan Benny sebagai sopir truk pasir yang dibantu Aminah berjualan nasi sangat jauh dari cukup.
Jangankan untuk biaya pendidikan, untuk kebutuhan keluarga sehari-hari Aminah harus jungkir balik mengelola keuangan keluarga agar dapur tetap ngebul.
"Saya dan bapak ini orang yang tidak berpendidikan dan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Tapi hati kecil saya ingin anak-anak sekolah setinggi-tingginya."
"Saya harus kerja keras untuk anak-anak saya agar nasib mereka lebih baik."
"Saya juga ingin memberi contoh kepada saudara-saudara saya bahwa meskipun tidak berpendidikan dan ekonomi pas-pasan, anak-anak saya bisa berhasil," tutur Aminah.
Niat yang kuat dari Aminah untuk menyekolahkan anak-anaknya juga karena tak ingin anak-anaknya kurang perhatian dan kasih sayang seperti yang dialaminya.
"Orangtua saya berpisah saat saya masih kecil. Bapak saya menikah lagi. Tak lama kemudian ibu meninggal sehingga saya kurang kasih sayang dari orangtua."
"Saya tak ingin Dodik dan adik-adiknya mengalami hal sama," ungkapnya. (Yohanes Enggar Harususilo/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benny dan Siti, Kisah Lulusan SD Dampingi Anak S2 di UGM dan Amerika"