Bom ini dikenal dengan kode nama "Rufus" sebelumdirubah namanyamenjadi Demon Core.
Kecelakaan pertama terjadi kurang dari seminggu setelah Jepang menyerah, dan hanya dua hari setelah bom atom ke-3 dibatalkan.
Baca Juga : BREAKING: Rumah Ketua dan Wakil Ketua KPK Jadi Sasaran Teror Bom Paralon dan Bom Molotov
Misi itu mungkin sudah dibatalkan, tetapi bom atom Demon Core, yang terdampar di Los Alamos, masih menemukan peluang untuk membunuh.
Para ilmuwan Los Alamos mengetahui dengan baik risiko dari apa yang akan terjadi.
Plutonium bisa menjadi superkritis, titik di mana reaksi nuklir akan melepaskan ledakan radiasi mematikan.
Bom Inti Iblis
Mereka bahkan memiliki nama panggilan tidak resmi untuk eksperimen berisiko tinggi tersebut, yang mengisyaratkan bahaya dari apa yang mereka lakukan.
Mereka menyebutnya misi "Menggelitik Ekor Naga", bila mereka salah langkah itu akan berakhir dengan sensasi terbakar.
Sayangnya, itulah yang terjadi pada fisikawan dari Los Alamos, Harry Daghlian.
Pada malam hari pada tanggal 21 Agustus 1945, Daghlian kembali ke lab setelah makan malam, untuk melakukan misi "Menggelitik Ekor Naga" sendirian.
Dia ke lab tanpa ada ilmuwan lain (hanya penjaga keamanan) di sekitar, yang sebenarnya merupakan sebuah pelanggaran protokol keamanan.