Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Hilang Secara Misterius Sejak 2014, Pesawat Malaysia MH370 Diduga Jatuh di Kawasan Madagaskar

Aulia Dian Permata - Jumat, 01 Februari 2019 | 13:02
Malaysia Airlines MH370
Istimewa

Malaysia Airlines MH370

Di masing-masing stasiun tersebut, mereka memiliki tiga alat bernama "hydrophones" atauy mikrofon bawah laut yang terus menerus merekam suara gelombang di lautan.

Sinyal dari kedua stasiun akan menunjukkan suara gelombang yang berasal dari objek yang besar, seperti jatunya meteor atau pesawat yang jatuh ke dalam laut.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan baik oleh Cardiff University dan Curtin University di Australia Barat melihat data sinyal dari Stasiun Cape Leeuwin antara jam 12:00 malam dan dua dinihari pada tanggal 8 Maret 2014, yang diperkirakan adalah waktu dimana pesawat itu jatuh, berdasarkan data satelit dari pesawat.

Baca Juga : Bukan Sinetron Azab, Prosesi Pemakaman Ini Kacau Karena Jenazah Jatuh Terbalik Gegara Kecerobohan Pelayat

Namun sekarang dengan adanya pemahaman baru mengenai bagaimana cepatnya gelombang suara bergerak di bawah permukaan laut, para ilmuwan di Cardiff mengkaji gelombang suara dengan rentang waktu lebih lama yaitu dari jam 11 malam tanggal 7 Maret 2014 sampai jam 4 pagi keesokan harinya, dan juga meneliti data dari stasiun yang lebih jauh dari lokasi di Diego Garcia.

"Kami sekarang berhasil mengidentifikasi dua lokasi dimana pesawat itu mungkin jatuh ke laut, dan juga rute alternatif yang diambil oleh pesawat tersebut," kata Dr Usama Kadri dari Cardiff University.

Potongan MH370
Australian Transport Safety Bureau - Daily Mail

Potongan MH370

Analisa sebelumnya mengenai gelombang akustik yang diterima oleh stasiun di Australia Barat menunjukkan bahwa lokasi jatuhnya pesawat berada di Lautan India bagian selatan, kawasan yang sudah disisir sebelumnya dalam pencarian MH370.

Namun sinyal dari stasiun Diego Garcia - yang bila memang berasal dari pesawat yang hilang - menunjukkan bahwa lokasi kejadian lebih ke utara lagi dari yang diperkirakan awalnya, dan juga berarti pesawat tersebut mengambil rute yang berbeda dari yang sebelumnya diperkirakan.

Pihak berwenang sebelumnya memperkirakan bahwa lokasi jatuhnya pesawat adalah di wilayah Australia Barat Barat Daya.

Dua pencarian sebelumnya sejauh ini gagal menemukan pesawat tersebut. Dr Kadri mengatakan bahwa penemuan baru ini didasarkan pada pemahaman mengenai 'elastisitas lantai laut', yang mempengaruhi bagaimana suara gelombang bergerak di bawah permukaan. "Penelitian kami mengenai gelombang ini sudah berkembang banyak sejak kami mengajukan usulan pertama kali di tahun 2017." kata Dr Kadri dalam tulisan di The Conversation.

Karenanya, menurut data yang didapatkan dari Diego Garcia, maka lokasi jatuhnya pesawat adalah di Madagaskat Timur Laut, bila memang sinyal berasal dari pesawat yang hilang.

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x