Wemba menggunakan ini dengan motif politik, melahirkan gelombang perlawanan rakyat terhadap rezim “autentisitas” Presiden Mobutu Sese Seko.
Ia memanfaatkan budaya berpakaian mewah ala Sapeur untuk menantang aturan berpakaian ketat yang melarang gaya Eropa dan Barat, yang dipaksakan oleh pemerintah.
Kini, Sapeur menjadi sebuah dilema di negara yang dihancurkan oleh perang saudara, pemboman, kemiskinan dan perampasan, dengan latar belakang lingkungan kumuh.
Sementara La Sape adalah gerakan revolusioner, yang pernah menentang para pemimpin politik, usaha berlebihan para Sapeur untuk mendapatkan pakaian berkelas menjadi keprihatinan.
Lebih jauh lagi, Sapeur menyadari prioritas kontras mereka dan menyatakan,"Sapeur adalah orang yang bahagia bahkan jika tidak makan, karena mengenakan pakaian yang tepat telah memberi makan jiwa dan memberi kesenangan pada tubuh".
Baca Juga : Angelina Jolie Tertangkap Kamera 'Gelar Dagangan' Makanan Anjing di Sebuah Taman
Baca Juga : Angelina Jolie Tertangkap Kamera 'Gelar Dagangan' Makanan Anjing di Sebuah Taman