Kemudian ukuran ikan yang ditangkap nelayan mengalami peningkatan, serta jarak melaut kian dekat, serta neraca perdagangan perikanan Indonesia nomor satu di ASEAN pada 2016.
Kebijakan yang menuai prestasi di forum internasional seperti FAO bukannya tanpa tantangan.
Di Norwegia, Susi mengaku merasa gelisah.
Sebabnya, dia merasa berjuang sendiri tanpa mendapat dukungan di negeri sendiri.
Belum lagi konsistensi penegakan hukum terbentur kepentingan di balik kekuasaan.
Kebijakannya itu juga sempat menimbulkan ketegangan dengan China yang menuduh Indonesia menembaki kapal nelayan dan melukai satu orang.
Susi menegaskan, menjaga hubungan baik dengan China bukan berarti kendur dalam urusan penegakan hukum di sektor illegal fishing (pencurian ikan).
Dia mendukung penuh tindakan Komando Armada Maritim Kawasan Barat (Koarmabar) yang menembak kapal berbendera China di kawasan Natuna Juni 2018.
"Hubungan baik kita harus jaga. Tapi soal pencurian ikan ya tidak termasuk hubungan baik antarlembaga dong," ujar Susi kala itu.
Selain Susi, nama berpengaruh lain yang masuk ke dalam daftar tokoh berpengaruh adalah PM Bangladesh Sheikh Hasina.
Kebijakannya yang menuai perhatian dunia adalah menerima sekitar 700 ribu warga minoritas Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.