SUAR.ID - Pada 1921 Sukarno menikahi Siti Oetari, putri kesayangan gurunya, HOS Tjokroaminoto.
Pernikahan ini hanya bertahan dua tahun, karena mereka bercerai pada 1923.
Sukarno bercerita, cintanya kepada Oetari sebenarnya bukan cinta seorang pria kepada wanita.
Namun lebih kepada rasa sayang seorang kakak kepada adiknya.
Baca Juga : Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur yang Jarang Diketahui Orang
Dalam pengakuannya yang lain, seperti dituturkan Cindy Adams dalam bukuBung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Sukarno mengatakan, pernikahannya tersebut terjadi atas dasar balas budi terhadap Tjokroaminoto.
“Kami memilih kawin gantung. Orang Indonesia menjalankan cara ini karena beberapa alasan. Dalam hal kami, aku belum berniat hidup sebagai suami-istri, karena dia (Oetari) masih kanak-kanak,” cerita Bung Karno.
Ikhwal mula terjadinya pernikahan itu adalah ketika Istri Tjoktroaminoto meninggal dunia. Tjokroaminoto sangat berduka.
Hingga suatu hari, adik Tjokroaminoto menemui Sukarno dan berkata, “Sukarno, kau lihat bagaimana sedihnya hati Tjokroaminoto."
Baca Juga : Kemolekan Wanita Himba, Perempuan Terindah di Afrika tapi Tak Pernah Mandi
"Apakah kau dapat berbuat sesuatu agar hatinya sedikit gembira?”
Sukarno pun bingung. Bagaimana pula caranya membantu?