Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

3 Fakta Awan 'Gelombang Tsunami' di Langit Makassar, Sangat Berbahaya Bisa Bekukan Mesin Pesawat

Masrurroh Ummu Kulsum - Rabu, 02 Januari 2019 | 14:45
Awan berbentuk seperti gelombang tsunami terekam di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019).
Istimewa

Awan berbentuk seperti gelombang tsunami terekam di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019).

Suar.ID – Awal tahun 2019, warga Kota Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel), dikejutkan dengan fenomena awan menyerupai gelombang tsunami.

Foto dan video yang merekam awan pekat ini menjadi viral di media sosial.

Awan berbentuk gelombang tsunami ini muncul pada Selasa (1/1/2019) sore menyelimuti langit Kota Makassar.

Berikut, Suar.ID rangkumkan informasi mengenai awan berbentuk gelombang tsunami ini.

1. Merupakan cell awan kumulonimbus

Mengutip Kompas.com, awan yang disebut mirip dengan gelombang tsunami itu adalah cell awan kumulonimbus.

Hal tersebut disampaikan oleh prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami, yang dikonfirmasi pada Rabu (2/1/2019) pagi, peristiwa munculnya awan gelombang tsunami itu dikenal sebagal cell awan kumulonimbus yang cukup besar.

Awan kumulonimbus biasanya terbentuk di ketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki.

Biasanya, awan kumulonimbus tersebut disertai hujan deras, petir, dan angin kencang.

“Peristiwa tersebut dikenal sebagai cell awan kumulonimbus yang cukup besar, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir dan angin kencang. Periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya, bisa 1-2 jam,” katanya dikutip dari Kompas.com.

2. Sangat berbahaya

Cell awan kumulunimbus di langit Kota Makassar (1/1/2019).

Cell awan kumulunimbus di langit Kota Makassar (1/1/2019).

Berdasarkan foto dan video yang diunggah oleh warganet, awan tersebut terlihat di atas area Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Ternyata awan seperti ini sangat berbahaya bagi penerbangan.

Hal ini seperti dikatakan oleh General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Novy Pantaryanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/1/2019).

Di dalam awan kumulonimbus terdapat partikel-partikel petir, es, dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan.

Awan seperti ini yang paling dihindari oleh pilot karena terdapat pusaran angin di dalamnya.

Bahkan, awan kumulonimbus seperti itu dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat partikel es.

“Sangat mengerikan itu awan kumulonimbus. Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam awan kumulonimbus. Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es. Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu,” terangnya.

5. Sebanyak 5 Pesawat berputar-putar selama 20 menit saat awan 'gelombang tsunami' menggulung di langit Kota Makassar

Terdapat 5 pesawat yang hendak mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar saat terbentuknya awan tesebut di langit Kota Makassar.

Akibatnya kelima pesawat terpaksa berputar-putar di ruang udara Makassar hingga 20 menit, dan baru bisa mendarat saat cuaca mulai membaik.

“Saat awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore, ada lima pesawat yang mengalami penundaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit, lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.

Meski begitu, pihak AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) telah memiliki alat radar cuaca pada rute penerbangan yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 km.

Sehingga, jika terlihat awan kumulonimbus pada radar, pihaknya langsung menyampaikan hal itu dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.

Berikut, foto dan rekaman awan kumulunimbus yang terbentuk di langit Kota Makassar seperti diunggah akun instagram @makassar_iinfo.

Baca Juga : Sosok Doni Monardo Mantan Danjen Kopassus yang Ditunjuk Jadi Kepala BNPB Baru, Pernah Terjun Hadapi Perompak Somalia

Source : kompas

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x