Follow Us

3 Fakta Awan 'Gelombang Tsunami' di Langit Makassar, Sangat Berbahaya Bisa Bekukan Mesin Pesawat

Masrurroh Ummu Kulsum - Rabu, 02 Januari 2019 | 14:45
Awan berbentuk seperti gelombang tsunami terekam di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019).
Istimewa

Awan berbentuk seperti gelombang tsunami terekam di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019).

Berdasarkan foto dan video yang diunggah oleh warganet, awan tersebut terlihat di atas area Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Ternyata awan seperti ini sangat berbahaya bagi penerbangan.

Hal ini seperti dikatakan oleh General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Novy Pantaryanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/1/2019).

Di dalam awan kumulonimbus terdapat partikel-partikel petir, es, dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan.

Awan seperti ini yang paling dihindari oleh pilot karena terdapat pusaran angin di dalamnya.

Bahkan, awan kumulonimbus seperti itu dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat partikel es.

“Sangat mengerikan itu awan kumulonimbus. Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam awan kumulonimbus. Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es. Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu,” terangnya.

5. Sebanyak 5 Pesawat berputar-putar selama 20 menit saat awan 'gelombang tsunami' menggulung di langit Kota Makassar

Instagram/@makassar_iinfo

Terdapat 5 pesawat yang hendak mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar saat terbentuknya awan tesebut di langit Kota Makassar.

Akibatnya kelima pesawat terpaksa berputar-putar di ruang udara Makassar hingga 20 menit, dan baru bisa mendarat saat cuaca mulai membaik.

“Saat awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore, ada lima pesawat yang mengalami penundaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit, lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.

Source : kompas

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest