Hal ini menjadikan setiap pemerintah mencetak nominal uang dengan gambar tokoh pemersatu bangsa agar bisa mengingatkan setiap tonggak perjuangan bangsa.
Harian Kompas 28 Oktober 1999 menulis, uang plastik berbahan polymer itu telah dicetak hingga mencapai Rp 50 trilyun.
Ini dilakukan demi memenuhi syarat internasional yang mengharuskan setiap bank sentral memiliki persediaan uang tunai lima kali lipat dari keadaan normal dalam menghadapi millenium bug.
Pencetakan uang baru itu tak akan menyebabkan inflasi, karena sedikit demi sedikit Bank Indonesia telah menarik uang kertas pecahan Rp 50.000.
Peredaran uang plastik Rp 100.000 pun dilakukan bertahap. Bahan polymer, mempunyai umur edar delapan tahun dan sangat sulit dipalsukan.
Sedangkan uang kertas biasa berumur edar tiga tahun dan relatif mudah dipalsukan.
Selain itu, pemerintah mempunyai inisiatif penggunaan polymer karena banyaknya negara yang mencetak uang menggunakan kertas.
Dalam uang kertas ini juga terdapat teks proklamasi yang diketik Sayuti Melik lengkap dengan tanda tangan Soekarno dan Hatta.
Baca Juga : China Sukses Menguji Coba Sistem Pertahanan Udara S-400 Milik Rusia, Hubungan AS-Rusia pun Kian Menganga