Pada letusan tanggal 27 Agustus itu batuan disemburkan setinggi 55.000 m dan gelombang pasang (Tsunami) yang ditimbulkan menyapu bersih 163 desa.
Abunya mencapai jarak 5.330 km sepuluh hari kemudian.
Kekuatan ledakan Krakatau ini diperkirakan 26 kali lebih besar dari ledakan bom Hidrogen terkuat dalam percobaan.
Dikira meriam apel
Seorang pengamat di rumahnya di Bogor, pada tanggal 26 Agustus pukul satu siang mendengar suara gemuruh yang tadinya dikiranya suara guntur di tempat jauh.
Setelah pukul setengah tiga siang mulai terdengar letupan pendek, sehingga ia mulai yakin bahwa kegaduhan itu berasal dari kegiatan Krakatau.
Lebih-lebih sebab suara berasal dari arah barat laut barat.
Juga di Batavia gemuruh itu dapat didengar, juga di Anyer, sedang di Serang dan Bandung mulai pukul tiga.
Seorang bintara Belanda yang ditempatkan di Batavia mengisahkan pengalaman pribadinya.
Seperti banyak orang lainnya ia mengira bahwa dunia akan kiamat saat itu.

Perincian jumlah korban letusan Gunung Krakatau 1883
***