Kesaksian berbeda diungkap oleh salah seorang korban yang selamat dari pembantaian kala itu bernama Jimmy Rajagukguk.
Minggu sore itu, para korban dalam keadaan diikat dan diminta berjalan jongkok. Korban tak memakai pakaian dan alas kaki.
Lokasi pembantaian ada di Puncak Kabo dan sebelum mulai ditembaki, para korban diminta mengaku sebagai TNI.
Jimmy juga menambahkan kalau beberapa korban bahkan harus menjalani syuting video untuk mengaju sebagai anggota TNI.
Ada tiga orang rekan Jimmy yang ketakutan dan dalam ancaman pembunuhan akhirnya bersedia untuk mengaku dan direkam.
Tiga korban itu dipaksa menenteng senjata laras panjang milik KKSB (kelompok kriminal separatis bersenjata).
"Jadi mereka (KKSB) bawa alat kamera untuk merekam. Tiga teman kami diminta mengaku jadi anggota Tni. Satu Kopassus, BIN, dan BAIS. Saya pribadi enggak tahu maksud mereka. Di Puncak Kabo saat tu semua orang ketakutan, disiksa dan cuma bisa berdoa agar dilindungi Tuhan," kata Jimmy dilansir dari Kompas.com Rabu (12/12/2018).
Setelah proses syuting video itu, mereka dikumpulkan lagi jadi satu dan ditembak dengan jarak kurang lebih 2 meter menggunakan 6 senjata laras panjang dan 3 pistol.
"Senjata itu digunakan untuk menembak kami. Ada tari-tarian yang mereka lakukan. Lalu mereka menembak sambil mengelilingi kami, menari. Saat itu, tembakan jadi tidak terarah dan beberapa di antara kami tidak kena tembak," lanjut Jimmy.