Suar.ID -Kasus suap mantan Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen, yang melibatkan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan terus bergulir bak bola liar.
Dalam sidang dakwaan atas Wahid di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung pada Rabu (5/12) kemarin, terungkap bahwa suami Walikota Tangeran Selatan, Airin Rachmi Diany, menyalahkan izin saat keluar dari lapas.
Seperti dilaporkan Tribun Jakarta, Wawan dikabarkan meminta izin mengunjungi ibunya yang sedang sakit di Serang, Banten.
Tapi bukannya pulang, Wawan justru mampir ke sebuah hotel di Bandung untuk check in bersama seorang … perempuan.
Baca Juga : Ramai Kabar Pengeboman di Nduga, Papua Barat, TNI Tegaskan: 'Itu Bohong!'
Nakita.grid.id melaporkan pada Sabtu (8/12), bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan Wawan check in bersama seorang artis disampaikan langsung oleh jaksa KPK M. Takdir.
“Seperti yang ada didakwaan, bukan istrinya tapi teman wanita TCW diduga artis,” ujar M. Takdir.
Melansir dari Surya.co.id, Wawan diduga menggunakan izin berobat untuk ngamar di sebuah hotel bersama seorang artis muda yang disebut punya inisial FNJ.
Bahkan tak hanya satu hotel, Wawan ketahuan mengunjungi dua tempat hotel untuk ngamar dengan seorang perempuan di tengah masa tahanannya.
Aksi Wawan ngamar dengan seorang perempuan di dua hotel tersebut ketahuan dari bukti elektronik.
“Tentu bukti-bukti tersebut akan kami buka diproses persidangan, sepanjang terkait penanganan perkara,” jelas Febri Diansya, juru bicara KPK.
“Dengan siapa atau siapa saja di sana (2 hotel), saya tidak bisa sampaikan sekarang. Peristiwanya akan dibuka di fakta persidangan nanti sesuai bukti yang sudah dimiliki JPU.”
Melansir dari Tribun Jateng, menurut psikologi Irma Gustiana Andriana M. Psi, faktor ekonomi berpengaruh besar pada alasan perempuan rela menjadi orang ketiga.
Baca Juga : Mengintip Pernikahan Anak Pemilik Gudang Garam, Meriah tapi Tak Semewah Crazy Rich Surabayan Sebelumnya
Karena beberapa perempuan memiliki kecenderungan tidak ingin susah, sehingga mencari laki-laki dengan keadaan ekonomi sudah mapan.
Jika dicermati, beberapa kasus cinta segitiga dengan pria beristri yang mencuat di media sosial kebanyakan memang melibatkan pria berusia di atas 35 tahun yang status ekonominya berkecukupan atau mapan.
Biasanya adalah pejabat, pengusaha, atau orang dengan jabatan tinggi.
Irma menjelaskan, kebanyakan perempuan yang mau menjadi selingkuhan adalah mereka yang memiliki konsep diri rendah.
“Entah karena ada trauma, kehilangan, atau kurang kasih sayang, yang membuatnya tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tidak seperti orang lain,” ujarnya.
Kompensasi dari kondisi psikologi merasa kurang kasih sayang, tidak percaya diri hingga tidak seperti orang lain itulah mendorong mereka mencari cara apa pun untuk menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan.
"Pemuasan kebutuhan psikologi seseorang bermacam-macam, ada yang dengan olahraga, berkesenian, tapi ada yang tidak mampu mengontrol dorongan mendominasi dengan merebut perhatian pasangan orang. Ini akibat dari konsep dirinya tidak kuat,” katanya.
Menurut Irma, ketika perempuan tersebut bisa menaklukan hati lelaki yang sudah beristri, hal tersebut akan memberikan rasa puas dan menaikkan eksistensinya sebagai perempuan.
“Kepuasan setiap orang beda-beda. Mungkin buat pelakor, jika ada suami orang memilih dia merupakan indikasi dia lebih unggul dari wanita lain. Ini enggak sehat," ujar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.
Melansir dari Independent, penelitian yang berkaitan dengan perempuan lebih tertarik lelaki beristri juga pernah dipublikasikan di Scientific Reports.
Sebanyak 49 perempuan dari Universita St. Andrews, Skotlandia diminta menilai 20 foto laki-laki.
Setelah menentukan pilihan, para peneliti memberi tahu responden laki-laki mana yang rata-rata dipilih oleh peserta lain dan meminta mereka untuk memilih ulang.
Menariknya, jawaban para peserta berubah. Peneliti pun menyimpulkan bahwa daya tarik seorang lelaki meningkat sampai 13 persen saat lelaki tersebut menarik perhatian atau menjadi pilihan perempuan lain.
Dengan begitu seolah perempuan memiliki ketertarikan dengan laki-laki yang banyak diidolakan atau dipilih perempuan lainnya.
“Perempuan tampaknya meniru preferensi pilihan perempuan lain, tapi ini mungkin hanya karena manusia memiliki kecenderungan umum untuk dipengaruhi oleh pendapat orang lain,” ujar Catherine Cross, peneliti di bidang psikolog dan ilmu saraf dari Universitas St. Andrews.