“Kalau sudah nembak-nembak gitu ya, tidak ada kriminal nembak sebanyak itu," ujar Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12), dilansir dari Kompas.com.
Selain itu, kata Ryamizard, kelompok bersenjata tersebut juga memiliki agenda politik, yakni memisahkan Papua dari Indonesia.
"Mereka itu bukan kelompok kriminal tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, (memisahkan) Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak bukan kriminal lagi," tuturnya.
Menurut Ryamizard, pihak TNI harus turun tangan dalam menangani persoalan kelompok bersenjata di Papua.
Ia menegaskan, TNI memiliki tugas pokok untuk menjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamat bangsa Indonesia.
"Kalau memberontak bukan kriminal lagi, penanganannya harus TNI. Kalau kriminal iya polisi," kata Ryamizard.
Baca Juga : Seorang Anak Tega Bunuh Ibu Kandungnya Karena Tak Tahan Merawat sang Ibu yang Sudah Tua dan Sakit Parah
Identifikasi polisi
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papu Ahmad Musthofa Kamal, pelaku merupakan kelompok yang sama yang melakukan pembunuhan terhadap warga sipil jelang Pilkada 2018, perkosaan, kekerasan terhadap tim medis beberapa waktu lalu.
“Kelompok mereka masih bercokol di Nduga,” ucapnya, dikutip dari CNN.