Follow Us

Kemalingan, Mantan Pesepakbola Timnas Malaysia Ini Tidur di Jalanan untuk Menghemat Uang

Moh. Habib Asyhad - Senin, 03 Desember 2018 | 21:13
Ilustrasi tidur di jalanan.
Pixabay

Ilustrasi tidur di jalanan.

Dari tinjauan data selama 20 tahun, tim dokter yang dipimpin Sanjay Sharma, profesor penyakit bawaan dan kardiologi olahraga di Universitas St George, London, dan ketua komite ahli jantung dari FA menemukan, tingkat kematian terjadi pada 1 dari 14.700 orang.

Baca Juga : Datangi Polda Metro Jaya, Benarkah Ussy Sulistiawaty Akan Laporkan Warganet yang Menghina Anak-anaknya?

“Angka ini tiga kali lipat lebih besar dari studi sebelumnya, yakni 1 dari 50.000 orang. Ini sangat mengejutkan kami," kata Sharma yang menerbitkan laporannya di New England Journal of Medicine, dilansir HAI-ONLINE.COM dari The Guardian (8/8/2018).

Dari analisis data itu, Sharma dan timnya menyimpulkan dua hal. Pertama, jumlah pemain bola muda dengan masalah jantung meningkat.

Kedua, pemeriksaan jantung yang dilakukan pada usia 16 atau 17 tahun oleh FA nggak cukup dilakukan sekali dan perlu dilakukan beberapa kali untuk mengidentifikasi masalah tersebut, terlebih kebanyakan orang mengalami masalah tersebut selam tujuh tahun dari pemeriksaan.

"Sangat tragis saat mendengar kabar kematian atlet muda disebabkan oleh serangan jantung atau jantung bawaan," ujarnya.

Tentang penelitian

Antara 1997 sampai 2016, lebih dari 11.000 pemain mengisi kuesioner kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk EKG 12-lead dan ekokardiografi.

Dari jumlah pemain yang mengikuti pemeriksaan, ada 42 pemain yang memiliki penyakit jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.

Padahal sebelumnya nggak ada gejala apa pun yang ditemukan.

30 dari 42 pemain menjalami operasi atau perawatan agar dapat kembali bermain sepak bola, sementara 12 pemain berhenti bermain.

"Beberapa orang didiskualifikasi dari tim sehingga mimpi mereka terenggut. Anda mungkin menilai mereka nggak akan mati, namun nggak ada yang bisa memastikan nasib," ujar Sharma.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest