Jika tidak menjual anaknya, mereka mesti menjual ternak mereka dengan harga yang sangat rendah supaya bisa membeli makanan.
Nazoo (36) membuat delapan roti naan setiap hari untuk dimakan lima anaknya dengan teh atau air.
Peluang terjadinya musim dingin yang ekstrem disebut akan semakin menambah penderitaan mereka.
Seorang perempuan bernama Sultana (24) baru-baru ini harus mengubur anak perempuan bungsunya yang mati kedinginan di gurun Afganistan saat usianya masih tiga bulan.
“Kami datang ke sini dan tidur di tempat terbuka tanpa apa pun kecuali terpal di atas kepala kami. putri saya pertama kali terkena pneunomia. Lalu dia meninggal,” ujar ibu muda itu.
Ia menangis meratapi nasib buruk yang menimpa putrinya itu.
Sekadar informasi, suhu Afganistan bulan lalu turun mendekati nol derajat pada malam hari.
Baca Juga : Pelajaran! Terlalu Sering Makan Mi Instan, 3 Orang Ini Bernasib Tragis hingga Ada yang Meninggal
“Kami khawatir anak-anak yang kedinginan dan kelaparan akan terkena penyakit musim dingin yang bisa menyebabkan kematian, yang sejatinya sangat bisa dicegah,” ujar Chris Nyamandi, Dewan Pengungsi Norwegia di Afganistan.
Dia juga mengaku, pihaknya tak bisa meninggalkan Afganistan dalam kondisi kritis seperti ini.
“Tempat penampungan yang lebih bagus harus dibangun, persediaan makanan harus digalakkan, sehingga keluarga bisa bertahan hidup di bulan-bulan yang beku,” ujarnya.
Mereka juga akan memastikan warga Afganistan bisa bertahan hidup di musim dingin yang ganas ini.