Follow Us

Cucu Wiranto yang Meninggal Tenggelam di Kolam Ternyata Tak Sendirian, Ini Data WHO

Moh. Habib Asyhad - Sabtu, 17 November 2018 | 12:06
Kebersamaan Wiranto dengan cucunya, Achmad Daniyal Alfatih , yang meninggal setelah terpeleset.
Labib Zamani/Kompas.com

Kebersamaan Wiranto dengan cucunya, Achmad Daniyal Alfatih , yang meninggal setelah terpeleset.

Lepas dari itu, Daniyal yang meninggal karena tenggelam ternyata tidak sendirian.

Paling tidakk begitu kata Badan Kesehatan Dunia, WHO.

Menuru laporan WHO tahun 2014 lalu, tenggelam disebut sebagai penyebab utama kematian anak di bawah usia 15 tahun.

Laporan ini disusun setelah melakukan survei di 48 negara.

Dilansir dari National Geographic Indonesia, secara global, tingkat kematian akibat tenggelam paling tinggi terjadi pada anak-anak berusia 1-4 tahun, kemudian 5-9 tahun.

Kemungkinan awal, ini disebabkan karena mereka ingin tahu dan sangat tertarik pada air tanpa memahami bahayanya ketika mereka mendekat.

Selain itu, anak-anak yang berisiko tenggelam cenderung tinggal di dekat sumber air terbuka, seperti selokan, kolam, saluran irigasi, atau kolam.

"Tenggelam memiliki beban yang sama pada anak-anak seperti penyakit diare dan cacar di awal 1970 dan 1980-an," kata Margaret Chan, Director-General of the World Health Organization 2007-2017.

Yang lebih mengejutkan, setidaknya satu anak di Asia meninggal karena tenggelam per 15 menit.

Baca Juga : Ibunda Nagita Slavina Dulu Bintang Iklan yang Perutnya Dililit Tali Tambang, Sekarang 'Juragan' FTV

Pada tengah puncak musim panas dan selama musim hujan dan banjir, anak-anak di Asia sangat rentan akan hal ini.

Aliansi Safe Children yang berbasis di Asia mengatakan, jumlah anak-anak tenggelam di negara berkembang 10 sampai 20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest