'Dia Sudah Tersungkur!', Soroti Baku Tembak Bharada E dan Brigadir J, Susno Duadji Sebut Tak Seharunya Meninggal, Dokter Forensik Ungkap Fakta ini!

Selasa, 26 Juli 2022 | 15:03
Kolase Tribunpontianak.co.id / Fiz / Kompas.com RODERICK ADRIAN MOZES

Narasi Bharada E tembak Brigadir J untuk bela diri, Susno Duadji sebut tak perlu sampai tewas, dokter forensik pun ungkap fakta ini.

Suar.ID - Tewasnya Brigadir J dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo hingga saat ini masih jadi sorotan publik.

Tak cuma publik, kini mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji pun coba analisa narasi baku tembak Bharada E dan Brigadir J.

Susno Duadji pun sebut kalau Brigadir J ini tak seharusnya tewas bila memang Bharada E ini membela diri.

Selain itu, dokter forensik yang autopsi jenazah Brigadir J ungkap fakta ini!

Sebelumnya, narasi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J ini akhirnya dianalisa oleh Susno Duadji.

Analisis ini diungkapkannya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club pada Senin (25/7/2022).

Dalam video ini, ia menilai Brigadir J ini tak seharusnya tewas.

Terlebih bila Bharada E ini hanya membela diri.

Susno Duadji pun soroti posisi keduanya saat baku tembak.

Diketahui, Bharada E ini menembak Brigadir J dari atas tangga.

Posisi ini pun dinilai kurang menguntungkan bagi Bharada E.

Apalagi untuk menyarangkan 7 peluru di tubuh Brigadir J.

"Menurut berita katanya (Bharada E-red) membela diri karena dia diancam dari bawah," tutur Susno Duadji.

Kompas TV dan Istimewa
Kompas TV dan Istimewa

Mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji turut berkomentar soal penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo

Ia juga menambahkan kalau seharusnya Bharada E yang disebut sebagai penembak jitu tak perlu menyasar ke organ vital dan hanya berikan tembakan peringatan.

"Mestinya enggak perlu mati, apalagi penembak tepat.

"Satu tembakan saja pilih saja, sedikit kaget saja cukup." ujar Susno Duadji.

Selanjutnya, Susno Duadji pun singgung soal peluru Bharada E yang disbeut bersarang 5 buah di tubuh Brigadir J.

Menurutnya, satu tembakan di dada saja sudah sebabkan korban jatuh.

Sehingga, ditengarai tembakan lain yang berada ditubuh Brigadir J dilontarkan kala posisinya sudah tergeletak.

"Seperti dikatakan bahwa tembakannya lima, pakai senjata otomatis, ada di dada kena," sebut Susno Duadji.

"Begitu kena dada kan geletak, kalau geletak kemudian ada lagi yang luka.

"Kalau ada luka tembak lagi, berarti tembaknya bukan saat dia berdiri, saat dia sudah terjatuh."

"Kalau dia sudah tersungkur, maka pelurunya tidak mungkin kena dinding, tapi kena lantai," tandasnya.

Dokter Forensik Ungkap Fakta Jenazah Brigadir J saat Diautopsi

Brigadir J alias Yosua Hutabarat ditambak dari jarak beberapa meter innakan ketahuaadari hasil autopsi ulang atau ekshumasi yang bakal digelar pada Rabu (27/7/2022).

Luka di tubuh Brigadir J pun akan ketahuan.

Apakah akibat proyektik, senjata tajam, pukulan benda tumpul, atau hal lainnya.

Dilansir Tribunnews.com pada Minggu (24/7/2022), hal ini diungkapkan oleh dokter Erni yang merupakan dokter forensik pada RS Bhayangkara Jambi saat diwawancara.

"Semoga Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada dokter yang ditugaskan, agar hasil pemeriksaannya akurat, terlebih jenazah yang sudah menuju tiga minggu," kata Erni.

Ia pun sebut naninya kebenaran akan terungkap dengan hadirnya dokter forensik yang merupakan tim gabungan.

Tribun Jambi/Facebook/Wartakota
Tribun Jambi/Facebook/Wartakota

Duga pembunuhan, kuasa hukum sebut Brigadir J sempat dapat ancaman

Dijelaskan Erni, dokter forensik disumpah untuk bekerja jujur dan dengan sepenuh hati menurut keilmuan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta hargai dan hormati setiap jenazah yang ditangani.

Erni juga terangkan kalau autopsi dilakukan untuk pemeriksaan terhadap tubuh jenazah secara menyeluruh.

Pemeriksaan nantinya meliputi bagian luar maupun dalam serta pemeriksaan tambahan lainnya bila memang diperlukan.

"Memang untuk menentukan kematian dan bagaimana itu terjadi, autopsi yang dipakai," ungkapnya.

"Jadi begitu meninggal dilakukan autopsi, semakin mudah kita menentukan cara dan penyebab kematiannya," ungkapnya.

Terangnya, bila sudah membusuk memang akan lebih sulit untuk tentukan kematian seseorang.

"Sebab harus lebih berhati-hati untuk memeriksa, luka-luka apa yang terdapat pada jenazah, apakah memar, luka, karena benda tajam, tumpul, dan lubang bekas tembakan masih bisa terbaca," jelas Erni.

Selanjutnya, ia juga jelaskan kalau ekshumasi akan dilakukan penggalian makam.

"Tujuan utama penggalian jenazah untuk mengumpulkan jejak-jejak yang ada pada jenazah, atau kelainan-kelainan yang ada pada jenazah, sehingga kita dapat menduga cara dan sebab kematian jenazah tersebut," ungkap Erni.

Baca Juga: Satu-satunya Orang Paling Dekat Brigadir J, Begini Pengakuan Terbaru Calon Istri saat Disinggung Soal Dugaan Ancaman Pembunuhan

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Baca Lainnya