Suar.ID - Menikah menjadi salah satu keinginan kebanyakan orang untuk mencari kebahagiaan bersama pasangannya.
Namun bagaimana justru pernikahan menjadi momen terakhir pasangan ini bersama?
Hal itu dirasakan oleh seorang wanita di Samarinda yang harus menjanda sehari setelah sah menjadi seorang istri.
Bahkan belum genap usia pernikahan mereka terhitung 24 jam lamanya, wanita berinisial N ini harus kehilangan suaminya.
Seperti yang diketahui B (23), seorang pemuda di Samarinda, Kalimantan timur ditemukan tewas sehari seusai menikah.
Tubuh pria muda itu ditemukan tergantung di sebuah pohon ketapang yang tingginya sekitar 10 meter.
Penemuan mayat di atas pohon yang terjadi pada hari Sabtu itupun menggegerkan warga sekitar.
Padahal pemuda berinisial B itu diketahui pada malam hari sebelumnya atau hari Jumat baru saja melangsungkan pernikahan.
Pernikahannya digelar pada pukul 8 malam waktu setempat itu kini menyisakan pilu bagi keluarga yang ditinggalkan.
Tubuh B ditemukan tergantung di sebuah pohon yang berada tepat di area Kompleks Pergudangan depan Kantor Perusda Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU), Samarinda.
"Saya tahu informasi ini karena ditelepon sama Bu Lurah (setempat). Pas saya cek, ternyata benar ada orang gantung diri," ucap Marjudi, Ketua RT 35 Komplek Pergudangan.
Pihak kepolisian Polsek Sungai Kunjang langsung didatangkan oleh warga kampung setelah penemuan mayat itu diketahui.
Tak jauh dari lokasi, terdapat kendaraan yang diduga miliki korban meninggal.
Melansir dari TribunKaltim.co, awal penemuan mayat tersebut bermula dari seorang warga yang melintas di sekitar lokasi.
Saat itu salah satu warga curiga ada kendaraan tanpa pemilik yang diparkirakan.
Melihat hal itu, warga tersebut berinisiatif untuk mencari sang pemilik motor hingga akhirnya menemukan korban telah berada di atas tanah dan tak bernyawa.
Motif B mengakhiri hidupnya itupun masih tanda tanya, namun sebuah fakta mengejutkan dikemukakan oleh sepupu korban.
"Sebelumnya dia (B) memang beragama non-muslim. Siang seusai sholat Jumat dia baru berpindah agama sebelum menikah pada malam harinya," ungkap Morgan (47), saat ditemui di kediamannya Jalan Revolusi 2, Gang 15, RT 8, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Setelah almarhum resmi menjadi mualaf, memeluk agama islam, di kediamannya lah almarhum dan sepupunya melangsungkan pernikahan siri tanpa hadirnya kedua orangtua mereka masing-masing.
"Saya sebelumnya bertanya pada dia (almarhum), apakah mendapat restu dari orangtua. Dan dijawab olehnya, bahwa pihak keluarganya sepenuhnya menyerahkan kepada dia. Sebab itulah almarhum berpindah agama sebelum melangsungkan pernikahan," tutur Morgan.
Sikap B saat itu membuat Morgan berpikir ada yang ganjil dan tidak beres.
Kecurigaan Morgan makin menjadi ketika B berpamitan padanya usai melangsungkan pernikahan, seperti orang yang sedang gelisah.
Tepat pukul 21.00 Wita B berpamitan, hingga dini hari pukul 01.00 Wita barulah kembali ke rumah.
"Ia (almarhum) sempat berpamitan pada saya hendak menukar motornya pada salah seorang rekannya. Namun, sejak datang (pulang ke rumah) hingga sampai subuh pukul 05.00 Wita, dirinya (almarhum) tidak tidur. Dan kembali pamit, izin hendak membeli obat," jelas Morgan.
Tak kunjung pulang hingga matahari hendak terbit, membuat sang istri gelisah.
Ia tak pernah terpikir bahwa ini awal peristiwa suami yang baru menikahinya itu, ditemukan meninggal dunia dengan cara tragis.
Baca Juga: Viral Pengantin Wanita Pose Bawa Bergepok-gepok Uang Tunai, Dapat Mahar Duit Rp 300 Juta, Kuda, Mobil, Rumah, hingga Tanah
Ditambah lagi pemuda yang tercatat juga bekerja sebagai karyawan tambang batu bara di kawasan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara (Kukar) ini tidak membawa ponselnya saat keluar rumah.
Sehingga Morgan dan Istri almarhum sulit untuk mencari keberadaannya.
"Kami mengetahui dari media sosial (Facebook) karena wajahnya (almarhum) terlihat jelas. Saya dan sepupu (istrinya) langsung ke tempat penemuan," ucap Morgan.
"Sepupu saya, istrinya sampai syok, jadi saya juga tidak bisa menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, bahkan sempat mengurung diri di kamar mandi. Saya curiga ia juga mau gantung diri karena membawa sarung. Sebelumnya dia (N) sempat saya dengar berbicara dengan seseorang melalui telepon dengan nada bicara tinggi," kata Morgan.
"Nadia ini (istri almarhum) keluarga saya, dia datang kesini (Samarinda) baru beberapa hari yang lalu, hari Selasa. Yang jemput suaminya (almarhum), sebelum menikah itu, dan ikut tinggal menumpang disini (rumah Morgan). Karena saya merasa tidak enak dengan tetangga kanan-kiri, status mereka juga belum suami-istri jadi saya sarankan untuk menikah," ungkap Morgan.
"Saya juga tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga Bulewong, karena saya juga tidak tahu," tegas Morgan.
Mengutip dari Tribunnews.com, pihak kepolisian masih mendalami kasus kematian pria pengantin baru tersebut.
"Kami masih akan mendalami dari istrinya nanti, karena saat ini istrinya ikut mengantarkan jenazah (almarhum) pulang ke kampung halamannya di Mamuju untuk dimakamkan," jelas Iptu Purwanto.
"Saksi-saksi di TKP yang menemukan juga tidak ada yang menyebutkan jika sebelumnya ada tindak kekerasan yang terjadi di sekitar TKP," tutupnya.