Suar.ID -Ayah Pengantin Wanita Terpaksa Gantikan Menantu di Pelaminan, Sang Putri justru Habiskan Malam Pertama di Rumah Sakit.
Sebuah kisah sepasang pengantin beberapa waktu lalu viral di negeri Jiran, Malaysia.
Dalam kisah itu, kedua orangtua pengantin wanita menggantikan anak dan menantunya duduk di pelaminan saat resepsi pernikahan.
Diberitakan dari media Malaysia, mstar.com.my, kedua orangtua tersebut merupakan ibu dan bapak dari pengantin perempuan, Fatheen Afiqah Jeffry (27).
Fatheen bersama pasangannya, Abdul Kassim (28) telah melangsungkan akad nikah.
Rencananya, pesta pernikahan akan dilakukan pada malam harinya di Dewan Seri Siantan, Putrajaya.
Namun, rencana itu urung dilakukan.
Lantaran, mempelai pria sedang mengalami sakit.
"Sebenarnya suamiku sudah merasakan sakit perut, tapi ia berusaha bertahan, sampai pagi hari masih terasa sakit," kata Fatheen kepada Mstar.
"Kami pun pergi ke klinik dan kemudian dirujuk ke rumah sakit," lanjut dia.
Berdasarkan pemeriksaan dokter, Kassim menderita usus buntu dan harus segera dioperasi.
Menurut Fatheen, perintah operasi tersebut keluar pada pukul 07.30 pagi waktu setempat, beberapa jam sebelum pernikahannya.
Karena akan melangsungkan pernikahan pada hari itu juga, Fatheen meminta penangguhan operasi kepada dokter.
Meski telah mengatakan keputusan itu terlalu berisiko,namundokter mengizinkannya atas persetujuan pasien.
Akan tetapi, ketika keluar dari ruang gawat darurat untuk pulang, suami Fatheen merasa kesakitan.
Mengetahui hal itu, dokter kembali mencegah keduanya untuk pulang dan mendesak untuk segera melakukan operasi.
Fatheen pun menghubungi orangtuanya dan menceritakan kondisi suaminya itu.
"Saya menghubungi ayah saya untuk mengatakan apa yang terjadi dan tidak bisa mengikuti pernikahan."
"Mereka mengatakan, tidak apa-apa untuk menyelesaikan operasi terlebih dahulu dan acara harus dilanjutkan karena banyak orang diundang," ucap Fatheen.
"Ayah bilang, pesta pernikahan itu berubah menjadi makan malam dan mereka (orang tua Fatheen) memberi tahu para tamu tentang operasi ini," lanjut dia.
Ia merasa sedih karena telah melewatkan pernikahan impiannya.
Namun, Fatheen lebih merasa sedih ketika melihat suaminya sedang terbaring sakit.
Ia pun lebih mengutamakan kesehatan suaminya dibandingkan pesta pernikahan impiannya.
"Yang lebih penting adalah kami menikah, Alhamdulillah."
"Masalah pesta pernikahan, itu bisa dilakukan kapan saja," kata anak tertua dari dua bersaudara itu.
Fatheen tak menyangka jika pesta pernikahan itu berjalan lancar, meski tanpa kehadiran ia dan suaminya.
Ia justru terharu ketika mengetahui orangtuanya menempati pelaminannya dan melayani para tamu undangan.