Suar.ID - Kasus ustaz yang tega rudapaksa 21 santriwatinya ini memang masih jadi sorotan hingga kini.
Belum lama ini seoang dokter spesialis kedokteran jiwa dan konsultan di RS Melinda 2 mengkuliti habis kejiwaan pelaku.
Dilansir TribunWow.com, dokter yang diketahui bernama Teddy Hidayat ini menduga kalau HW (36), ustaz yang tega rudapaksa 21 santriwatinya ini punya karakteristik seorang psikopat.
Ia juga sebut kalau dengan karakter ini, HW nantinya memiliki potensi untuk mengulangi kesalahannya.
"Pada pelaku ditemukan super ego lacunair yang karakteristik untuk psikopat."
"Seseorang dengan psikopat dapat dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dimuka hukum yaitu di pengadilan anak yang dilakukan secara tertutup," ujar Teddy Hidayat, dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/12/2021).
Hal ini nantinya disampaikan untuk jadi pertimbangan jaksa dan juga hakim baik dalam memberikan tuntutan atau membuat vonis.
Kata Teddy, seorang psikopat ini sulit untuk belajar dari kesalahannya di masa lalu.
"Pada psikopat sulit belajar dari pengalaman dan tidak ada rasa bersalah, sehingga cenderung akan mengulangi perbuatannya," katanya.
Pasalnya, di mata seorang psikopat hal baik dan buruk menjadi kabur.
Karena itu, mereka pun tak memperdulikan aturan atau norma yang berlaku.
Bahkan, bisa saja apa yang dianggap orang salah, baginya malah dianggap suatu yang benar dan perlu diperjuangkan.
"Semua aturan, disiplin dan norma yang berlaku dilanggar untuk memuaskan dorongan id atau nafsunya."
"Super ego atau hati nuraninya dikuasai oleh id atau nafsunya.
"Pada pelaku ditemukan superego lacunae yang karakteristik untuk psikopat," ucapnya.
Tak cuma memberikan pandangan soal karakter HW, Teddy juga sebabkan pandangannya soal perlindungan korban.
Ia mengungkapkan kalau korban ini harus mendapatkan perlindungan baik dari segi fisik dan psikisnya.
Pendampingan atau pengawasan juga harus dilakukan secara berkelanjutan.
"Intervensi psikis tidak hanya dilakukan sekitar peristiwa itu terjadi, tetapi diperlukan pendampingansepanjang hidupnya, meliputi mengembangkan strategi koping, terapi perilaku, psikoterapi, latihan keterampilan sosial dalam lingkungan yang aman," tambahnya.
Untuk diketahui, HW ini merupakan ustaz sekaligus guru di pesantren yang ada di Cibiru, Kota Bandung.
Ia diduga berani merudapaksa dan mengeksploitasi 21 santriwatinya selama bertahun-tahun.
Ada sekitar 7-8 santriwatinya yang bahkan sudah memiliki anak akibat perbuatan bejat pelaku ini.
Seorang korban malahan masih berusia 14 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak.