Suar.ID - Belakangan aksi kejam orangtua di Gowa, Sulawesi Selatan ini menjadi perhatian publik.
Pasalnya,orangtua ini tega melakukan aksi kejam pada anak kandungnya sendiri yang masih berusia 6 tahun sebagai tumbal pesugihan.
Sebelumny, bocah perempuan ini yang diketahui berinisial AP (6) ini nyaris kehilangan mata kanannya.
Ia hampir kehilangan matanya dikarenakan akan dijadikan tumbal oleh orangtuanya sendiri.
Namun untungnya, nyawa sang bocah ini masih bisa diselamatkan.
Bahkan tak cuma orangtua, paman dan juga kakek korban ini pun juga turut dijadikan tersangka dalam kasus penganiayaan ini.
Paman korban yang bernama Bayu pun sempat mencurigai kalau korban ini sudah dianiaya sebelum matanya dilukai oleh ibu kandungnya sendiri.
Ini dikarenakan sebelum kejadian korban sudah memar seperti bekas dipukul.
Hal ini diungkapkan oleh Bayu sendiri dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews pada senin (6/9).
Tak cuma itu, Bayu ini juga mengungkapkan penganiayaan yang menimpa AP ini dilakukan para tersangka saat rumah dalam kondisi ramai.
Pasalnya, kala itu kakak korban ini baru saja dimakamkan.
Bahkan, kakak korban ini disebut-sebut juga tewas dikarenakan menjadi tumbal pesugihan orangtua.
Diduga, kakak korban tewas ini karena dicekoki air garam sebanyak 2 liter.
"Pada saat kejadian lagi banyak orang di rumahnya, keluarga lagi pada ngumpul," kata Bayu.
"Kalau mencoba menolong ada tapi takut, mungkin karena alasan orangtua ingin mengobati mata (korban)."
Bayu pun membenarkan kalau tubuh korban ini sudah penuh bekas luka sebelum penganiayaan ini terjadi.
Karena hal ini, ia pun merasa curiga kalau korban ini sudah dianiaya sebelumnya.
"Iya sudah memar, sudah bengkak matanya," kata Bayu.
"Saya curiganya malam itu sudah dianiaya karena badan korban sudah banyak bekas cakaran dan matanya bengkak."
"(Usia orangtua korban) sekitar 45 (tahun)."
Saat ditanya soal pendidikan orangtua korban yang masih melakukan praktik pesugihan ini, Bayu pun akui tak tahu.
Meski begitu, menurut dirinya keluarga korban selama ini tak kekurangan dalam segi ekonomi.
"Kalau pendidikan orangtuanya saya kurang tahu ya, mereka bekerja sebagai petani."
"Kalau kita lihat dari kesulitan ekonomi enggak juga sih."
"Kalau pesugihan belum pernah mendengar soalnya jarang ketemu sama keluarga ini," tandasnya.