Suar.ID - Untuk menurunkan risiko terinfeksi Covid-19, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan.
Tertib dan patuh protokol kesehatan, sudah pasti. Selain itu wajib juga menjalankan pola hidup sehat, dan mengonsumsi makanan gizi seimbang sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Perlu juga diketahui, mengenai zat gizi pada makanan dan minuman, ada zat gizi tertentu yang menurut penelitian ahli bisa menurunkan risko terinfeksi Covid-19.
Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Marilyn Cornelis telah meneliti bagaimana nutrisi dapat berperan dalam infeksi Covid-19.
Dari penelitian ini diketahui zat yang ada dalam kopi, Polifenol, dikaitkan dengan penurunakn risiko Covid-19 hingga 10 persen.
"Kami tahu bahwa Covid-19 merupakan penyakit menular, mirip pneumonia atau jenis infeksi pernapasan lainnya. Kami tahu bahwa kekebalan memainkan peran penting dalam kemampuan untuk memerangi beberapa penyakit menular. Nutrisi memengaruhi kekebalan," ujarnya dilansir dari webmd.com, Minggu (25/7/2021).
Dengan menggunakan data UK Biobank, penelitian tersebut memeriksa hubungan antara perilaku diet dari 2006-2010 dan infeksi Covid-19 dari Maret-November 2020, pada orang yang sama.
Pada penelitian tersebut dilibatkan hampir 38.000 peserta, dan mereka telah menerima tes Covid-19.
Sekitar 17 persen peserta dinyatakan positif terpapar virus.
Para peneliti kemudian melihat secara khusus bahwa makanan terbukti memberikan pengaruh terhadap sistem kekebalan dalam penelitian sebelumnya, pada manusia dan hewan.
Jadi di sini nutrisi kemungkinan memberikan tingkat perlindungan yang sederhana terhadap virus corona.
Salah satunya yang terdapat dalam kopi, satu cangkir atau lebih kopi dalam sehari dikaitkan dengan penurunakn risiko Covid-19 hingga 10 persen, jika dibandingkan dengan mengonsumsi kurang dari satu cangkir kopi setiap harinya.
Untuk diketahui, jumlah kafein yang lebih besar dalam kopilah yang membuat minuman ini dinilai protektif terhadap virus dibandingkan dengan teh.
Kopi bisa dinilai protektif terhadap virus pada penelitian tersebut, karena kopi mengandung lebih banyak polifenol, khususnya asam klorogenat, yang merupakan konstituen yang relatif unik dari kopi.
Hal yang sama ditemukan jika mengonsumsi setidaknya dua pertiga porsi sayuran matang atau mentah setiap hari (tidak termasuk kentang), juga dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi corona.
Menurut Corneli, mengonsumsi banyak sayuran nampaknya turut menurunkan risiko terinfeksi kaitannya dengan kekebalan.
Sebaliknya, mengonsumsi daging olahan justru dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi. Tapi ini tidak berlaku bagi daging merah.
Paslanya daging olahan dapat meningkatkan kerentanan terhadap virus corona.
Akan tetapi, belum diketahui pasti mengapa faktor-faktor makanan ini berbeda terhadap perlindungan Covid-19.
Perlu digarisbawahi, penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.
"Beberapa temuan ini hanya merupakan indikator kebiasaan makan yang baik. Saya pikir itu hanya berbicara tentang pentingnya nutrisi yang baik, tidak hanya untuk Covid-19 tapi untuk kesehatan secara keseluruhan," papar Cornelis.
Satu hal yang harus diingat, walau pun kopi dan sayuran dari hasil penelitian bisa turunkan risiko terinfeksi Covid-19, namun bukanlah pengganti vaksin.
Ingat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan setiap orang berusia 12 tahun ke atas harus mendapatkan vaksin Covid-19.
Direktur program untuk program residensi pengobatan pencegahan di Universitas Loma Linda di California Dr Karen Studer mengatakan, makanan utuh yang sebagian besar buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian akan melindungi tubuh dari banyak penyakit, dan kemungkinan juga untuk Covid-19.
Menurut Studer, penelitian lain juga menemukan manfaat kopi, termasuk meningkatkan umur panjang.
Sedangkan menurut pemberitaan dari IndiaTimes, disebutkan memilih makanan yang dikonsumsi termasuk salah satu cara menjaga kesehatan di tengah pandemi virus corona.
Bahkan, makanan bergizi penting bagi mereka yang dalam masa pemulihan akibat Covid-19.
Termasuk mencukupi kebutuhan vitamin D harian.
Penelitian University of Chicago Medicine mengungkapkan, tubuh yang kekurangan vitamin D dua kali lebih berisiko terinfeksi Covid-19.
Hasil penelitian itu didapat dari 489 partisipan yang terinfeksi virus corona.