Suar.ID - Publik kini kembali dibuat heboh usai mencuat kabar penangkapan artis berinisial NR bersama sang suami AR terkait kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.
Dikabarkan, identitas artis berinisial NR dan AR ini tak lain dan tak bukan adalah Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie.
Dilansir Grid.ID, menanggapai dugaan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie ini menggunakan narkoba, sang manajer yang bernama Theresa Wienatan ini mengaku tak tahu menahu soal penangkapan sang artis.
Pasalnya, ia kini sedang berada di Sumba untuk pemotretan prewedding.
Tere pun menyebutkan kalau artisnya ini sedang berada di kediaman yang ada di Menteng, Jakarta Pusat.
Namun menurut pemberitaan, Nia Ramadhani dan suaminya ini diduga sedang mengkonsumsi sabu di wilayah Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Pihak kepolisian pun menyampaikan akan menggelar konferensi pers terkait kasus ini di Polres Metro Jakarta Pusat pada Kamis (8/7) siang ini.
Penangkapan artis berinisial NR dan AB ini teklah dikonfirmasi memang benar Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie.
Lalu apa saja yang membuat para artis ini memilih menggunakan narkoba, terumatam jenis sabu?
Dilansir Intisari-online.com, berikut alasan para artis ini memakai narkoba khususnya sabu.
Euforia dan ekstase
Sabu murni berbentuk kristal putih ini merupakan golongan obat stumulan jenis metamfetamin yang satu derivat turunan dengan amfetamin yang terrdung dalam pil ekstasi.
Banyak orang yang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis.
Efek yang paling diinginkan ini adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan).
Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri dan peningkatan libido.
Pemakai sabu ini pun bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu dan menjadi orang yang berbeda kepribadiannya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat ini tak dibarengai dengan efek sedesi atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut.
Tak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu ini dapat membuat dirinya tetap terjaga dan konsentrasi.
Sabu ini pun sebenarnya juga membuat timbulnya gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan agresivitas.
Kelebihan pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi sering mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil resiko.
Jika melihat efeknya yang menyenangkan di atas, terutama berkaitan dengan percaya diri tampil dan peningkatan keberanian.
Maka tak heran kalau banyak artis yang senang menggunakannya.
Dengan alasan ingin menambah proses kreatifitas, sabu ini pun sampai nekat digunakan.
Sebuah alasan lainnya yaitu membuat orang tak ingin makan.
Efek pada fisik
Pemakaian sabu terlebih lagi jika berlebihan ini menyimpan potensi bahaya besar untuk kesehatan fisik.
Efek stimulan pada obat ini pun menyebabkan kerja jantung dan pembuluh darah menjadi berlebihan.
Peningkatan tekanan darah baik sistolik ataupun diastolik ini sangat nyata pada penggunaan sabu.
Hal ini sendiri bisa dilihat dengan denyut jantung yang kencang.
Karena itu tak heran kalau jenis narkotika ini akan membawa dapat sangat berbahaya.
Terlebih pada penderita hipertensi atau darah tinggi.
Tak cuma itu, sabu pun bisa menimbulkan efek kejang hingga pendarahan otak.
Akibatnya bisa meninggal karena pendarahan di otak.
Bahkan sering kalu didapatkan efek peningkatan suhu tubuh yang tinggi sampai menyebabkan demam luar biasa bagi penggunannya.
Peningkatan suhu tubuh yang berlebihan ini sangat berbahaya dikarenakan sangat mempengaruhi otak dan dapat menimbulkan kejang.
Ketergantungan
Pendapat yang salah kalau mengatakan pemakaian sabu ini tak membuat ketagihan.
Pendapat yang salah ini mungkin dikarenakan pengalamanm para pemakai yang tak merasakan efek putus zat usai pemakaian yang cuma sekali ini.
Pemakaian narkotika jenis sabu ini kebanyakan pada saat pesta atau clubbing yang biasanya terjadi pada akhir pekan.
Penggunaan sesekali ini pun nyatanya menimbulkan kerusakan otak mengarah pada pemakaian yang terus-menerus dengan dosis yang semakin tinggi.
Pada akhirnya, pemakaian sabu secara terus ini akan menimbulkan efek putus zat jiorang ini tak memakainya lagi.
Kika si orang ini tidak memakai lagi, yang terjadi adalah efek kebalikan dari efek psikologis yang tadinya didapatkan.
Efek tersebut tak lain dan tak bukan adalahPerasaan lelah berlebihan, kecemasan yang luar biasa, tidak merasa percaya diri, dan terkadang ide paranoid yang muncul sampai gejala psikosis alias sakit jiwa berat.