6 Hari Jalan Kaki Mudik, Terungkap Alasan Pilu Suami Terpaksa Ajak Istri dan 2 Anak Balitanya Pulang Kampung Berjalan Sejauh 300 Kilometer dari Gombong ke Bandung

Sabtu, 08 Mei 2021 | 11:00
TribunJabar

Dani, pria asal Bandung yang merantau ke Gombong Kebumen Jawa Tengah ini nekat jalan kaki pulang kampung ke Bandung

Suar.ID - Lebaran tahun 2021 ini, pemerintah resmi melarang warganya untuk pulang kampung seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bukan tanpa alasan, peraturan ini diberlakukan demi memutus rantai penyebaran virus corona.

Sejumlah aparat kepolisian dikerahkan untuk menjaga perbatasan.

Baca Juga: Gawat! Ratusan Warga India Ramai-ramai ke Indonesia saat Negaranya Alami Lonjakan Rekor Covid-19, Doni Monardo: Mudik tidak Boleh, tapi Ada WNA Difasilitasi

Tujuannya, tentu untuk meminimalisir arus mudik.

Meski demikian, tak semua warga takut.

Beberapa warga pun melakukan berbagai cara untuk nekat mudik ke kampung halaman.

Penyebabnya, mereka tak lagi punya alasan untuk tidak pulang ke kampung halaman, karena sudah kehabisan uang di tempat perantauan.

Dani, pria asal Bandung yang merantau ke Gombong Kebumen Jawa Tengah ini salah satunya.

Bersama istri dan dua anaknya yang masih balita, Dani nekat jalan kaki!

Dani tiba di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Jumat (7/5/2021).

Ini adalah hari keenamnya berjalan kaki dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.

Mereka berencana mudik menuju Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Padahal, jarak Gombong ke Soreang hampir sejauh 300 kilometer.

Baca Juga: Bak Mati Segan Hidup Tak Mau, Pengusaha Angkutan Protes Bandingkan Mudik dengan Hajatan Atta Halilintar: Mudik adalah Tradisi dan Falsafah Hidup Indonesia

Mereka terpaksa mudik jalan kaki karena tak punya ongkos.

Dalam perjalanan panjang ini saja mereka hanya berbekal Rp 120 ribu.

Mereka berangkat dari Gombong pada Minggu (2/5/2021).

"Berangkat Minggu sore (dari Gombong), setelah Ashar," ujar Dani.

Keluarga ini melakukan perjalanan usai shalat Subuh. Saat sinar matahari mulai terasa terik, mereka menepi untuk melepas lelah sejenak.

"Hari mulai panas, kami mencari tempat teduh," ucapnya.

Mereka kembali berjalan kaki setelah Ashar, saat cahaya matahari mulai melunak.

Sewaktu mentari telah balik ke peraduan, mereka akan menghentikan langkahnya.

Dani dan keluarganya akan menepi lagi mulai pukul 20.00 WIB.

Mereka biasanya mencari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau masjid sebagai tempat beristirahat.

Namun, kata Dani, dia dan keluarganya pernah berjalan hingga pukul 23.00 WIB gara-gara tak menemukan pom bensin atau masjid.

Baca Juga: Angka Penularan dan Kematian Akibat Covid-19 Masih Tinggi, Pemerintah Secara Resmi Larang Mudik Lebaran 2021

"Pernah sampai tengah malam," tuturnya.

Dani menjelaskan, pilihan ini terpaksa diambil karena mereka tak lagi punya uang.

"Sisa uang (gaji) Rp 120.000," ungkap dia.

Sebelumnya, Dani sempat bekerja di sebuah tempat konveksi di Gombong.

Pendapatannya dari konveksi hanya cukup untuk membayar kontrakan dan makan.

Apalagi, dia sekarang tak lagi bekerja.

"Namun sekarang sudah tak lagi kerja, jadi memutuskan untuk pulang ke Bandung," bebernya.

Uang Rp 120 ribu yang dibawanya digunakan untuk membeli makan dan minum.

Dani menceritakan, selama perjalanan dari Gombong ke Ciamis, mereka bertemu banyak dermawan yang memberi makan dan minum untuk dirinya dan keluarganya.

"Alhamdulillah," paparnya.

Baca Juga: Memilukan, Jarak ke Rumah Tinggal Sejengkal lagi, Pemudik Asal Ngawi Ini justru Tewas Tertabrak, Sang Kekasih Beri Pesan Mengharukan: Akan ada Keindahan Dibalik Segala Rencana-Nya

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber TribunJabar