c
Suar.ID -Jadi Sorotan Dunia Internasional, Tenggelamnya Kapal Selam Nanggala 402 di Perairan Bali Turut Diberitakan Media Asing.
Tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 mendapat banyak sorotan dari media Jepang mulai TBS TV, NTV, Fuji TV, Kyodo, Jiji, Sankei, Mainichi, Asahi, Abema, NHK dan media lainnya sejak kemarin hingga hari ini.
TBS TV misalnya memberitakan TNI AL menemukan puing-puing kapal selampada 21 April lalu.
"Puing-puing telah ditemukan di perairan kapal selam TNI AL, yang hilang selama pelatihan dengan 53 awaknya," ungkap TBS TV, Minggu (25/4/2021).
Seorang eksekutif Angkatan Laut Indonesia mengungkapkan pada 24 April bahwa beberapa puing telah dikonfirmasi di wilayah laut Bali tersebut.
Selain itu, ia mengatakan bahwa hal tersebut sebagai bukti tenggelamnya kapal selam itu.
Menurut data detektor, kapal selam itu tenggelam di kedalaman sekitar 850 meter.
Selain itu, oksigen di dalam kapal terhitung habis sebelum fajar pada 24 April 2021 dankemungkinan besar akansulit untuk menyelamatkan 53 awak kapal.
Kapal selam itu dibangun di Jerman pada 1977.
Para eksekutif Angkatan Laut juga telah mengindikasikan bahwa lambung yang menua adalah penyebab kecelakaan tersebut.
"Kami telah menemukan beberapa bagian dan bagian yang diyakini sebagai bagian atau komponen yang melekat pada kapal selam yang tidak akan keluar dari kapal jika tidak ada tekanan dari luar atau retakan pada peluncur torpedo," kata KSAL Yudo Margono.
Di antara barang-barang yang ditemukan adalah sebotol minyak untuk melumasi periskop yang ditemukan dalam radius 10 mil (16 km) di mana tidak ada kapal lain yang lewat.
Kapal Selam Nanggala 402 Terdeteksi di Kedalaman 850 Meter, Tim Penyelamat Hadapi Kesulitan dan Risiko Ini
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan tim mengalami kesulitan dalam pencarian hingga menghadapi risiko tinggi dalam proses evakuasi.
Penyebabnya ialah kapal selam terdeteksi tenggelam di kedalaman 850 meter.
Laksamana Yudo mengatakan, akan berupaya keras mencari KRI Nanggala-402 beserta para awak kapal di dalamnya.
"Unsur-unsur kita yang melaksanakan pendeteksian dan unsur-unsur lain akan berusaha keras,
karena kedalaman laut yang dideteksi adalah kedalaman 850 meter," kata Yudo dalam jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4/2021).
Dengan kondisi tersebut, kata Yudo, tim dipastikan menghadapi kesulitan hingga risiko yang tinggi.
"Ini riskan dan memiliki kesulitan tinggi untuk ROV (Remotely Operated Vehicle) dan pengangkatan nantinya," ujar dia.