Suar.ID - Berita hilang kontaknya kapal selam KRI Nanggala-402 tentu saja mengejutkan semua orang.
Terutama para keluarga awak KRI Nanggala-402.
Mereka hanya bisa pasrah dan terus menunggu laporang dari TNI Angkatan Laut terkait kondisiKRI Nanggala-402.
Namun hampir 72 tahun pencarian, KSAL mengumumkan bahwaKRI Nanggala-402 tenggelam(subsink) setelah sebelumnya melintasi Selat Bali.
Dan kondisi seluruh awaknya tidak bisa diduga.
Tentu saja berita itu langsung didapat keluarga korban.
Khususnya keluargaKomandan Kapal Selam KRI Nanggala 402, Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian.
Di dalam rumah yangberada di kompleks Pemuka, Kecamatan Rajabasa seluruh keluarga terus membaca ayatayat suci Al Quran.
Rumah itu adalah tempat tinggal Chandra Yunita, kakak pertama Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian.
KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam (subsink) setelah sebelumnya melintasi Selat Bali.
"Nggak putus-putus kami mendoakan Heri. Baca (surah) Yasin setelah shalat," kata Chandra ditemui, Sabtu (24/4/2021) malam.
Awalnya mereka mengetahui musibah itu dariYanuar, anak ketiga dari empat bersaudara itu Kamis kemarin.
Kabar itu langsung membuat kaget seluruh keluarga.
"Ya Allah, kami nggak nyangka," kata Chandra.
KemudianChandra menjemput ibundanya yang tinggal di Kota Metro, Murhaleni (73) untuk pergi ke Surabaya.
Kejadian itu tak lama setelah kabar kapal selam yang dikomandoi Heri itu telah dinyatakan tenggelam.
Komunikasi terakhir
Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian merupakan anak bungsu dari empat saudara.
Tak heran dia sering bertukar kabar dengan ibunya.
BahkanMurhaleni menuturkan, dia sempat berkomunikasi dengannyabeberapa hari lalu.
Saat itu, Murhaleni mengirimkan video melalui WhatsApp terkait pelarangan mudik.
"Waktu itu saya dapat video soal larangan mudik, jadi saya kirim ke Heri, supaya nggak mudik dulu (ke Lampung)," kata Murhaleni.
Itulahkomunikasi terakhir dengan Heri.
Murhaleni melanjutkan bahwa dia sudah tahu bahwa Heri akan berlayar. Karena itu dia tidak berkomunikasi lain.
Pernah masukKRI Nanggala-402
Sebelum kejadian tenggelamnya KRI Nanggala-402, baikMurhaleni dan Chandra ternyata sempatsempat diajak masuk ke KRI Nanggala-402.
Kejadian itu terjadi pada tahun 2020 lalu, usaiHeri dilantik sebagai komandan kapal tersebut.
Salah satu kondisi dalam kapal selam yang diingat mereka adalah tangga menuju bagian dalam kapal selam tersebut yang curam.
"Ibu malah kuat naik turun tangga. Saya yang takut, gimana ini turunnya," kata Chandra.
Menurut Chandra, adiknya itu dengan sabar membimbing dirinya dan ibunya turunke dalam lambung kapal.
Dia juga memuji adiknya sebagai sosok yang penyabar dan tidak banyak bicara.
SemogaLetnan Kolonel (P) Heri Oktavian dan 52 awak lainnya bisa beristirahat dengan tenang.
Dan keluarga diberikan ketabahan yang luar biasa.