Pantas Saja Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia, Tidak Ada Copet, Begal, hingga Rampok, Bahkan Pengangguran Saja Dapat Rp13 Juta per Bulan!

Selasa, 06 April 2021 | 20:00
Dok. Ajimufti Azhari

Ajimufti Azhari (30) WNI asal Bogor yang sudah menetap di Finlandia selama 8 tahun.

Suar.ID - Baru-baru ini, Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia.

Dilaporkan negara Eropa Utara ituhampir tidak ada copet, begal, atau rampok, sehingga keamanannya terjamin.

Beberapa warganegara Indonesia (WNI) menceritakan bagaimana kehidupan mereka di Finlandia.

Baca Juga: Terkenal Miliki Paras Tampan dan Kaya Raya, Ternyata Pangeran Harry Jago Terbangkan Heli Tempur dan Kerap Jalankan Misi Berbahaya, Bahkan Nyaris Diculik Taliban!

"Kami merasa nyaman dan aman di sini,"kata Evita Wishnuwardani Haapavaara (55) kepada Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

"Tidak takut ada copet, begal, atau rampok. Bahkan bahaya di jalan pun hampir tidak ada."

"Kami merasa aman jalan-jalan gelap malam dekat hutan."

"Bahaya kejahatan narkoba juga sangat minim, atau dikatakan hampir tidak ada," lanjutnya.

Selain itu, faktor lain yang membuat Evita kerasan sampai 26 tahun lamanya di Finlandia adalah transportasi umum yang sangat bagus, bahkan sampai tidak ada kurir online.

"Belum ada jasa seperti itu (kurir online) di sini."

Baca Juga: Nikahi Ibu Angkatnya Sendiri Selama 16 Tahun, Ismed Sofyan KetahuanBerkali-kali Selingkuh:Orang yang Pernah Selingkuh Memang Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu

"Karena mungkin bagusnya sistem public transportation, jadi ke mana-mana mudah, tidak perlu bermacet-macet."

Evita yang asal Jakarta dan kini bersuami pria Finlandia melanjutkan, infrastruktur umum di negara itu sangat menunjang kenyamanan dan keamanan.

"Contohnya Helsinki Smart City, fasilitas-fasilitas pendidikan lain."

"Seperti perpustakaan gratis, kursus-kursus pelatihan yang gratis, kursus bahasa gratis, dll," ungkap wanita yang sekarang berdomisili di Espoo ini.

Namun, bagusnya fasilitas transportasi umum bukan berarti masyarakat boleh sewenang-wenang memanfaatkannya.

Ajimufti Azhari (30) WNI yang sudah menetap di Finlandia selama 8 tahun menerangkan, sopir bus tidak segan meninggalkan penumpangnya yang telat datang.

"Sopir bus di sini pun lihat kita lari menuju bus stop, kalau jauh ya bakal ditinggal, he-he," ujar pria asal Bogor ini kepada Kompas.com via pesan teks, Sabtu (27/3/2021).

Aji tinggal di Finlandia sejak kuliah, dan sekarang ia bekerja sebagaiInnovation Manager di salah satu perusahaan energi terbarukan di sana.

Buah pajak rakyat

Finlandia membangun fasilitas publik jempolan dari uang pajak yang dibayar rutin rakyatnya.

Meski pajak di Finlandia terkenal sebagai salah satu yang tertinggi di Eropa, hal itu sepadan dengan fasilitas umum yang diperoleh warganya.

Baca Juga: Berbentuk Garuda, Beginilah Pradesain Istanadi Ibu Kota Baru, Presiden Jokowi: Saya Minta Masukan, Jika Bagus Langsung Dibangun Secepatnya

"Untuk meraih kemakmuran itu semua, kita masyarakat harus mau berusaha bekerja dan bersedia membayar pajak yang dibanding negara-negara lain ya cukup tinggi juga," ucap Evita.

"Namun, kami dengan senang membayar pajak, karena kita juga yang menikmatinya sampai hari tua."

Manfaat dari uang pajak pun turut dirasakan penganggur di Finlandia.

Desiree Luhulima (64) WNI yang sudah 23 tahun tinggal di Finlandia menyampaikan, pengangguran mendapat tunjangan yang diambil dari uang pajak.

Besarnya tunjangan penganggur berkisar antara 650-800 euro (Rp 11 juta-Rp 13,65 juta) per bulan.

Namun, penganggur harus aktif belajar atau mencari pekerjaan dari uang itu, tidak boleh hanya berleha-leha.

"Kamu harus aktif mencari sekolah yang kamu mau atau melamar pekerjaan."

"Subsidi silanglah istilahnya," tutur Desiree yang bekerja sebagai guru bahasa Indonesia untuk anak-anak.

(kompas.com)

Baca Juga: Sebelum Menghembuskan Napas Terakhirnya, Rina Gunawan Pernah Bagikan Tips Sukses Turunkan Berat Badan 23 Kg Hanya Dalam Waktu 3 Bulan, 'Selalu Ingatkan Jalani Pola Hidup Sehat'

Tag

Editor : Mentari DP