Suar.ID -Pada 2018 lalu, Bripka Popy Puspasari, ketika itu masih brigadir, jadi berbincangan hangat.
Polwan cantik itu berhasil membongkar kasus perdagangan manusia di Bali dengan menyamar sebagai seorang PSK.
Ketika itu, bersama rekannya, Bripda Fitria, berhasil menyusup ke vila tempat para PSK dipekerjakan.
Apakah dia sudah sampai disuruh melayani tamu?
Bripka Popy adalah seorang polisi wanita di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polres Garut.
Sudah 10 tahun wanita cantik itu bertugas di satuan itu, sejak 2011.
Seperti disebut di awal, pada 2018 Bripka Popy mendapat tugas yang tidak ringan.
Dia harus membongkar sindikat perdagangan manusia yang ada di Bali dengan menyamar sebagai seorang PSK.
Cerita bermula ketika unitnya menerima laporan ada seorang warga Garut, Jawa Barat, yang kehilangan kontak dengan anaknya yang masih di bawah umur.
Kabarnya, gadis itu mau dipekerjakan sebagai pelayan di sebuah kafe di Bandung.
Tapi setelah pergi, keluarganya hilang kontak.
Setelah dilakukan penyelidikan, gadis itu ternyata sedang berada di Bali.
Bukan sebagai pelayan kafe, tapi dipekerjakan sebagai seorang PSK.
Dan setelah ditelusuri lagi, ternyata nggak hanya satu, tapi ada dua gadis Garut yang menjadi korban.
Polres Garut lalu bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan tersebut dan menemukan penghubung korban dengan bos di Bali.
Setelah dilakukan pengembangan, tim sepakat untuk menyergap bos yang di Bali itu.
Seperti apa caranya?
Yaitu, "denganmelakukan penyamaran menggunakan penghubung itu," kata Bripka Popy.
Jadi, foto Bripka Popy (dengan nama Dewi) dan Bripka Fitria (dengan nama Bella), dikirimkan kepada si bos di Bali oleh penghubung tersebut.
Ternya si bos setuju dan menungg Bripka Popy di Bali.
Tak berselang lama, Popy berangkat ke Bali bersama si penghubung tadi dengan menggunakan pesawat terbang.
Sementara tim lainnya menggunakan pesawat berbeda supaya tidak mencurigakan.
Saat berangkat ke Bali untuk menyamar jadi PSK, Popy melepas semua atribut kepolisiannya.
Senjata pun tidak membawa, hanya bermodal doa dan kemampuan bela diri polisi.
Walau seorang polisi, Popy ternyata ada takutnya juga, lebih-lebih ketika itu dia sudah punya anak dan keluarga.
Tapi karena tahu apa yang dia lakukan adalah bagian dari tugas, dia yakin mengerjakannya.
Sebelum berangkat, Popy minta doa kepada orangtua, kepada keluarga.
"Tetap ada rasa takutnya, namanya juga manusia," ujar Popy.
Singkat cerita, Popy sampai di Bandara I Ngurah Rai, bali.
Dia sana dia menuju ke Sanur, ke sebuah villa besar yang ada di sana.
Popy mengaku kaget saat sampai di vila tersebut, lantaran tempatnya yang begitu eksklusif.
Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke tempat itu.
Tak mau berlama-lama dengan kekagetannya, mata Popy langsung menelusuri gadis Garus yang harus dia selamatkan.
Hingga kemudian Popy menemukan korban berada di sebuah tempat seperti akuarium, bersama korban perdagangan manusia lainnya.
Tak lama kemudian, dia panggil untuk bertemu denga pria yang dipanggil bos di tempat itu.
Di situ ternyata sudah ada beberapa pria yang diduga sebagai pria hidung belang.
Ketika ngobrol dengan pria yang disebut bos itu, Popy berpikir keras soal apa yang mesti dilakukan.
Untung saja pria itu tidak curiga.
Tak lama kemudian, Popy, yang kini sudah berubah nama menjadi Dewi, disuruh ganti baju laiknya PSK pada umumnya.
Setelah itu dia harus segera masuk ke tempat seperti akuarium tadi.
Nah, di momen itulah dia berkoordinasi dengan tim lainnya untuk segera melakukan penyergapan.
"Awalnya diwawancara sama bos," kata Popy.
Selama proses wawancara, Popy ditanya mengenai kesiapannya menjadi PSK di tempat hiburan tersebut.
"Setelah diwawancara dan saya menyatakan siap, kemudian disuruh istirahat di kamar," katanya.
Dia mengaku tidak terlalu lama berada di dalam tempat hiburan tersebut.
Setelah itu, dia langsung menghubungi tim Satreskrim Polres Garut pimpinan Kasatreskrim AKP Aulia Djabar yang telah berada di dekat tempat hiburan tersebut.
"Jadi enggak lama, enggak sampai disuruh melayani tamu,"ujar Popy.