Suar.ID - Seperti diketahui, nama Erlita Dewi mendadak viral di media sosial setelah curhatannya soal dirinya yang dicerai suami berinisial AR karena pelakor.
Tak hanya itu, setelah dicerai suami, Erlita Dewi curhat pilu sudah dipisahkan dari ke-4 anaknya selama 3 tahun.
Namun, setelah 3 tahun terpisah, Erlita Dewi harus menghadapi kenyataan pahit lainnya, yakni sang anak sulung, Agitha dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (27/3/2021).
"Pada suatu waktu Saya mendapat berita via telpon dari mantan suami yang selama ini blokir telpon saya, dia memberitakan bahwa putri Saya yang pertama telah tiada Bak di sambar petir di pagi hari
Saya hampir tidak percaya karena sama sekali saya tidak pernah dikabarkan jika putri Saya itu sakit, malah dikabarkan sudah meninggal dunia," tulis Erlita Dewi, dilansir TribunnewsBogor.com dari laman Instagram @dewierlita33.
Mendengar kabar duka tersebut, Erlita Dewi yang berada di Kendari, Sulawesi Tenggara pun langsung terbang ke Sidoarjo, tempat sang anak tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.
Namun saat tiba, Erlita Dewi mendadak syok melihat kondisi jenazah sang anak.
Pasalnya, tubuh jenazah anaknya tampak kurus kering.
"Sesampainya disana hancur hati Saya begitu melihat jasad putriku yang tidak wajar dan melihat ke 3 putriku yang lain dalam keadaan kurus dan kurang terawat, tidak ada lagi terpancar senyuman dan keceriaan di wajah mereka seperti dulu saat masih bersama Saya," ungkap Erlita Dewi.
Dari balik telepon itu, mantan suaminya mengabarkan putri sulungnya meninggal dunia sekitar pukul 11.00 wita.
“Iya bapaknya yang langsung telepon. Dia bilang anaknya sudah tidak ada,” kata Erlita saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com melalui telepon seluler.
“Saya tanya sakit apa, katanya sakit ginjal. Jadi katanya sudah bengkak kakinya. Sudah tidak bisa makan karena susah minum. Katanya kurang minum makanya kena penyakit itu,” jelasnya.
Dia mempertanyakan kenapa AP yang sedang sakit justru tidak dirawat di rumah sakit.
“Terus saya tanya kenapa tidak dirawat di rumah sakit, katanya mendadak tiba-tiba. Kurang lebih seperti itu. Terus menutup telepon karena katanya mau urus jenazah. Saya juga langsung urus tiket juga,” ujar Erlita Dewi.
Awalnya, dia menerima kabar jenazah putrinya tersebut akan dimakamkan pada sore harinya dengan alasan tidak boleh terlalu lama dimakamkan.
“Tapi kan belum 24 jam juga, jadi saya minta tunggu saya datang baru dimakamkan,” kata Erlita Dewi.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Erlita Dewi, petugas Polresta Sidoarjo membongkar makam AP yang ada di komplek pemakaman Praloyo, Sidoarjo, Jumat (2/4/2021) siang.
Pembongkaran dilakukan tertutup oleh petugas kepolisian bersama petugas forensik RSUD Sidoarjo. Di atas makam dipasang tenda, kemudian dikeliling penutup.
Setelah makam dibongkar, jenazah putri sulung Erlita Dewi itu diangkat dan dioutupsi di lokasi.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, jenazah remaja yang selama ini tinggal di Perumahan Taman Tiara Mediteran Sidoarjo itu kembali dimakamkan oleh petugas.
Erlita terlihat sangat berduka. Beberapa puluh menit dia menangis di atas makam sang anak.
Bersama keluarga, Erlita juga sempat menaburkan bunga di makam Aghita, sebelum mereka meninggalkan area pemakaman.
“Harapan saya semua bisa terungkap. Jika anak saya meninggal karena sakit, bisa terungkap apa penyakitnya.
Dan jika ada yang janggal, polisi bisa mengungkap kejanggalan itu,” ujar Erlita Dewi saat ditemui sebelum meninggalkan makam.
Menurutnya, penyelidikan terus dilakukan oleh petugas Sat Reskrim Polresta Sidoarjo.
Diharapkan, dalam waktu dekat sudah bisa disimpulkan.
"Hasilnya, kita tunggu tim forensik yang melakukan pemeriksaan,” kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.
Agung Wahyudi Rahardi dan istrinya, Linda Halim nampak terpukul mendengar banyaknya kabar simpang siur mengenai meninggalnya putri mereka, AP (15).
Kepada wartawan, Agung Wahyudi Rahardi dan Linda Halim, ibu tiri AP menegaskan, jika meninggalnya AP bermula saat diagnosa dokter mengenai kebocoran pada ginjalnya.
"Saya membawa anak saya ke rumah sakit Delta Surya Sidoarjo sendiri bersama suami. Sekitar tanggal 17 Maret, itu pun bolak balik mulai dari dokter spesialis penyakit dalam, kemudian diarahkan ke dokter spesialis jantung, lalu diminta lagi ke dokter spesialis penyakit dalam lagi. Semua itu upaya ikhtiar kami mengobati anak kami," kata Linda, Sabtu (3/4/2021).
Menurut petunjuk dokter, saat diperiksa kondisi AP tampak baik. Dokter hanya memberikan resep obat agar AP tetap bisa dilakukan rawat jalan.
Selepas pengobatan rawat jalan, kondisi AP tampak mulai membaik. Pembengkakan di kaki dan wajah juga sudah mulai menghilang.
Namun pada tanggal 27 Maret 2021, Linda yang semula sempat bercengkrama dengan AP dan tiga anak sambungnya itu seperti biasa hendak melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga umumnya.
"Saat saya mau masakin anak-anak, anak saya (AP) ini teriak-teriak panggil mama... mama sakit, begitu. Saya langsung ke kamarnya, dia minta gendong. Saya langsung teriak ke asisten rumah tangga saya buat bikinkan air gula. Saya juga panggil papanya anak-anak. Saat itu saya tanya, mana yang sakit nak, anak saya (AP) cuma bilang gendong mama," cerita Linda.
Karena panik, AP kemudian dibawa ke rumah sakit dan di sana putri mereka sudah dinyatakan meninggal dunia.
"Kami satu mobil sempat tidak percaya. Anak saya itu ngobrol sama saya meskipun kesakitan itu saya peluk. Minta air minum katanya haus. Itu di dalam mobil saya bilang, sabar ya nak," tambahnya.
Setelah dinyatakan meninggal, Agung kemudian meminta dokter untuk melakukan upaya medis dengan memberikan kejut jantung.
"Kami memang meminta, karena tidak percaya secepat itu anak saya pergi. Dokter memang sarankan, kalau dikejut itu organnya bisa rusak. Tapi tetap kami minta karena saya yakin anak saya masih ada," ujarnya.
Setelah hampir tiga jam menunggu tindakan medis, upaya Agung dan Linda tak bisa melampaui takdir.
Agung yang kemudian pasrah, mencoba menghubungi Erlita Dewi, mantan istri dan ibu kandung AP mengabarkan kematian anaknya itu.
"Karena atas permintaan ibu kandungnya, AP agar disemayamkan esok harinya dan diminta formalin. Namun saya menolak awalnya. Namun untuk menghindari kesalahpahaman akhirnya saya ikuti, tapi tetap menolak kalau diformalin. Kemudian alternatifnya ya jenazah disimpan dalam lemari pendingin di kamar jenazah," sambung Agung.
Agung menjelaskan, saat memandikan jenazah AP, tidak ada sedikitpun darah yang keluar dari bagian tubuh anaknya itu.
"Saya sendiri ikut memandikan. Termasuk ada petugas rumah sakit yang ikut memandikan. Ada saksinya. Itu tidak ada keluar darah," tandas mantan suami Erlita Dewi.